Mohon tunggu...
Asiah Ahmad
Asiah Ahmad Mohon Tunggu... Novelis

Seseorang yang selalu menanti pagi dengan doa dan harapan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Stasiun Kala Itu

12 April 2025   08:14 Diperbarui: 12 April 2025   08:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Meta AI

Angin senja yang menemuiku kala itu
Di bangku stasiun aku menunggu
Mendongengkan kenangan tentangmu
Sisa-sisa kisah kita berhamburan seperti hujan yang menderas

Hari ini, angin menyajikan ingatan purba akanmu
Senja turut bermuram durja melihatku sendirian
Hujan tidak mau tinggal diam
Ia terlihat sesegukan meratapi kesedihanku
Mereka merayakan duka yang sedang kunikmati

Aku tidak lagi bisa menghirup udara dengan lega
Sesak yang berisi aroma tubuhmu kurasa begitu menghimpit dada
Stasiun semakin gaduh
Namun, tidak segaduh isi kepalaku yang mencatat semua kalimat azimat darimu

Sepucuk surat masih tergenggam erat
Berulang kali kubaca dengan debar yang begitu riuh
Sementara pikiranku melayang seolah menemuimu
Kak, aku masih menunggu

Langit gelap mendatangiku
Mengingatkan bahwa malam sudah beranjak renta
Aku masih duduk di bangku stasiun
Aku masih menunggumu, Kak

Bogor, 11 April 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun