Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ideologi Pancasila hanya Sebagai Hiasan Berpolitik?

10 Oktober 2018   18:54 Diperbarui: 10 Oktober 2018   19:01 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hampir seluruh mahluk politik di Indonesia terkesan hanya berjuang untuk kehormatan diri pribadi sendiri yang tidak mau kehilangan nama besar trah keluarga yang punya sejarah.

Ideologi yang seharusnya menjadi dasar perjuangan untuk mencapai tujuan bersama tampaknya hanya dipakai sebagai hiasan atau jargon kampanye semata. Buktinya tidak sedikit mahluk politik yang harus terpaksa jadi serangga politik yang disebut kutu loncat. Terlepas dari adanya dinamika politik yang memaksanya harus loncat-loncatan ke sarang yang di pohon lain.

Ideologi bisa dijadikan sebagai ajaran keramat

Lebih parah lagi. Ideologi bisa dijadikan sebagai ajaran keramat yang tidak boleh dipelajari orang lain. 

Ideologi diperlakukan sebagai ajaran agama yang sangat dipuja oleh penganutnya yang fanatik buta. Kalau tidak satu ideologi bisa dianggap lawan yang tidak perlu dihargai.

Sehingga tidak mengherankan jika ada yang menyatakan bahwa Pancasila itu sakti dan tidak bisa dikalahkan oleh ideologi apa pun. Dan bisa dimaklumi pula jika Pak Harto membuat Monumen Kesaktian Pancasila di daerah Lubang Buaya.

Penulis berpandangan bahwa dalam kehidupan ini tidak ada barang, senjata atau ajaran apa pun yang sakti. Pandangan yang mengakui ada kesaktian pada barang, senjata dan ajaran adalah yang dianut kaum musyrik pada umumnya. Atau orang yang pikirannya terbelenggu oleh takhayul. 

Barang, senjata dan ajaran berbahaya

Pada kenyataannya banyak barang, senjata yang membahayakan keselamatan manusia  dan banyak pula ajaran berbahaya yang menyesatkan dan mengancam kesehatan jiwa mahluk politik.

Dalam kehidupan ini hanya manusia yang dikaruniai hak sakti. Sebagai contoh. Kesaktian Bung Karno melahirkan Pancasila pada 1 Juni 1945. Meskipun sampai hari ini ada yang berpendapat bahwa Pancasila adalah hasil kesepakatan bersama. 

Tidak keliru pendapat demikian tetapi toh tidak pernah menolak jika yang disepakati adalah Pancasila yang dilahirkan oleh "kesaktian" Bung Karno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun