Mohon tunggu...
Asfa Davissyah
Asfa Davissyah Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Informatika UIN Malang

Hanya manusia yang sedang berkuliah dan ingin lulus tepat waktu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Software Construction: Membangun Masa Depan di Dunia yang Serba Terhubung

30 April 2025   11:31 Diperbarui: 30 April 2025   11:31 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ilya Pavlov on Unsplash       

Kita sedang hidup di era ketika hampir setiap hal memiliki perangkat lunak di dalamnya—mulai dari jam tangan pintar, mobil listrik, hingga sistem kontrol di rumah sakit. Tapi yang lebih menarik adalah bagaimana cara membangun perangkat lunak (software construction) telah menyusup ke dalam praktik berbagai disiplin teknik lainnya. Bukan lagi hanya tentang menulis kode di balik layar, software construction kini menjadi budaya, metode berpikir, bahkan tulang punggung inovasi di abad ke-21.

Saya membaca editorial menarik dari Jeff Gray dan Bernhard Rumpe, dua akademisi dari Amerika dan Jerman, yang menyatakan bahwa metode rekayasa perangkat lunak—seperti agile, iterative development, dan pendekatan ringan berbasis fitur—telah digunakan oleh para insinyur mesin, teknik produksi, dan bahkan perancang kendaraan listrik. Apa yang terjadi? Dunia sedang menyadari bahwa cara membangun software bukan sekadar praktik teknis, tapi adalah strategi inovasi yang sangat adaptif.

Software Bukan Sekadar Produk, Tapi Proses

Ketika orang awam mendengar kata “software”, mereka mungkin membayangkan aplikasi di ponsel atau sistem operasi komputer. Padahal, di balik itu semua, terdapat proses konstruksi yang sangat dinamis. Software construction bukan hanya mengetikkan baris-baris kode, tapi adalah seni membentuk solusi: mulai dari menginterpretasikan kebutuhan, mendesain arsitektur, membangun modul, hingga melakukan pengujian dan validasi.

Berbeda dengan disiplin teknik klasik yang cenderung linier dan terdokumentasi secara berat, pengembangan perangkat lunak modern lebih iteratif. Perubahan bisa datang kapan saja. Dan justru di sinilah kekuatan software construction: kemampuan untuk menyesuaikan, mengulang, dan mengoptimalkan secara cepat.

Gray dan Rumpe menyoroti bagaimana pendekatan seperti ini bahkan digunakan dalam pembangunan mobil listrik StreetScooter di Jerman. Profesor teknik mesin Günther Schuh mengatakan bahwa proyeknya bisa berjalan cepat karena mereka “menggunakan metode ilmu komputer”. Salah satunya adalah agile. Sebuah pernyataan yang mengonfirmasi bahwa cara berpikir software kini menginspirasi cara membangun hal-hal fisik.

Software Construction dalam Konteks Interdisipliner

Bayangkan sebuah mobil listrik modern: di dalamnya terdapat ribuan baris kode yang mengendalikan baterai, rem regeneratif, sistem navigasi, dan interaksi dengan cloud. Semua itu dibangun oleh tim yang bukan hanya terdiri dari software engineer, tapi juga insinyur elektronik, desainer industri, dan ahli data. Dan agar semuanya menyatu, harus ada satu bahasa yang bisa menjembatani mereka: software construction mindset.

Di sinilah praktik-praktik seperti modularisasi kode, continuous integration, dan test-driven development (TDD) menjadi relevan tidak hanya untuk membangun software, tetapi juga sistem fisik yang mengandung software. Metode konstruksi ini memungkinkan kita membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil yang bisa dikembangkan secara paralel, diuji terpisah, lalu digabung menjadi satu entitas yang utuh dan berfungsi.

Artinya, software construction bukan lagi urusan programmer saja. Ini adalah urusan seluruh tim multidisipliner yang ingin membangun solusi kompleks dengan cara yang fleksibel dan dapat beradaptasi dengan perubahan cepat.

Fleksibilitas: Kunci Inovasi dalam Software Construction

Ketika saya membimbing tim dalam proyek pengembangan aplikasi, saya sering menekankan satu hal penting: jangan takut mengubah desain saat ada insight baru. Dalam metode klasik, perubahan adalah biaya. Dalam software construction modern, perubahan adalah bahan bakar inovasi.

Agile dan pendekatan ringan lainnya memungkinkan perubahan terjadi bahkan di fase akhir pengembangan. Kode yang dibangun dalam potongan kecil (modul), arsitektur yang loosely coupled, dan dokumentasi hidup (living documentation) membuat tim bisa dengan mudah menyesuaikan arah tanpa kehilangan kendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun