Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Transformasi Dedi Mulyadi Menuju Kepemimpinan Populis Berbasis Isu Nasional

14 Mei 2025   14:23 Diperbarui: 14 Mei 2025   14:23 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Budaya lokal bukan hal kecil. Ia adalah cara kita menyentuh masa depan lewat akar yang dalam." --- Anies Baswedan

Dengan menjadikan budaya Sunda bukan sebagai pagar identitas sempit, tetapi sebagai lensa untuk melihat dan merespon tantangan global, Dedi Mulyadi dapat membingkai dirinya sebagai pemimpin nasional yang autentik, berakar, namun juga visioner.

D. Dari Mikro ke Makro: Membangun Miniatur Indonesia dari Purwakarta

Salah satu kekuatan terbesar Dedi Mulyadi adalah pengalamannya dalam mengelola Purwakarta sebagai daerah yang memiliki ciri khas dan tantangan tersendiri. Purwakarta bukan hanya sekadar kota kecil di Jawa Barat, tetapi juga miniatur Indonesia yang dapat diangkat sebagai model solusi bagi masalah-masalah nasional, seperti ketahanan pangan, energi terbarukan, dan pembangunan yang merata. Namun, untuk meningkatkan daya tariknya di panggung nasional, Dedi perlu memanfaatkan peran strategis Jawa Barat dan suku Sunda yang merupakan kekuatan politik dan budaya besar di Indonesia.

Jawa Barat: Provinsi Strategis dengan Pengaruh Besar

Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia, Jawa Barat memainkan peran yang sangat penting dalam dinamika politik dan ekonomi negara. Dengan jumlah penduduk lebih dari 50 juta orang, Jawa Barat menjadi rumah bagi hampir 20% populasi Indonesia, yang menjadikannya pemain kunci dalam perhitungan politik nasional. Geografi Jawa Barat, yang meliputi daerah urban seperti Bandung, serta kawasan-kawasan lainnya yang berkembang pesat, menjadikannya sebagai pusat ekonomi dan hub transportasi yang vital di Pulau Jawa.

Pembangunan dan kebijakan yang diterapkan di Jawa Barat, terutama dalam konteks infrastruktur dan ekonomi, sering kali menjadi model yang diikuti oleh provinsi-provinsi lain di Indonesia. Keberhasilan Jawa Barat dalam mengembangkan sektor industri, khususnya industri kreatif dan teknologi informasi, memberikan Dedi Mulyadi peluang untuk memperluas jangkauannya, menggunakan Purwakarta sebagai model untuk penerapan transformasi teknologi yang lebih luas.

Jawa Barat juga dikenal dengan peranannya yang sentral dalam proses urbanisasi Indonesia, dengan jumlah penduduk urban yang terus meningkat. Tantangan-tantangan yang dihadapi daerah urban di Jawa Barat seperti kemiskinan perkotaan, pencemaran lingkungan, dan akses terhadap infrastruktur dapat dijadikan peluang untuk memperkenalkan kebijakan-kebijakan nasional yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti pembangunan kota pintar, energi bersih, dan penataan ulang sistem transportasi. Dalam hal ini, Dedi Mulyadi bisa mengangkat Purwakarta sebagai laboratorium kebijakan untuk transformasi urban yang inklusif dan berbasis teknologi.

Suku Sunda: Kekuatan Budaya yang Mendunia

Suku Sunda, yang merupakan suku terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa, memiliki pengaruh budaya yang luas dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan lebih dari 40 juta orang yang mendiami wilayah Jawa Barat dan sebagian besar provinsi lainnya, suku Sunda memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional. Keberadaan mereka yang tersebar di berbagai daerah urban dan pedesaan di seluruh Indonesia memberikan peluang besar bagi Dedi Mulyadi untuk mengangkat kearifan lokal Sunda sebagai bagian dari narasi kebijakan nasional.

Secara strategis, identitas budaya Sunda yang dikenal dengan prinsip-prinsip seperti gotong royong, harmoni sosial, dan kearifan ekologis dapat digunakan sebagai landasan untuk mengintegrasikan kebijakan-kebijakan nasional yang mengedepankan kesetaraan, keberlanjutan, dan kesejahteraan sosial. Dedi dapat memanfaatkan simbol-simbol budaya Sunda yang universal, seperti "Ngamumule Alam Sunda", yang menekankan keselarasan antara manusia dan alam, untuk menyuarakan isu-isu energi hijau, ketahanan pangan, dan pelestarian lingkungan di tingkat nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun