Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Transformasi Dedi Mulyadi Menuju Kepemimpinan Populis Berbasis Isu Nasional

14 Mei 2025   14:23 Diperbarui: 14 Mei 2025   14:23 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Sunda sebagai Medium Universal

Alih-alih menjadi penghambat, warisan budaya Sunda justru dapat menjadi kanvas nasionalisme baru yang ekologis, spiritual, dan humanistik. Nilai-nilai seperti "ngamumule leuweung" (merawat hutan), "someah hade ka semah" (ramah pada tamu), atau "silih asah, silih asih, silih asuh" (saling mengasihi dan membimbing) mengandung dimensi etik dan ekologis yang sangat selaras dengan isu-isu global seperti:

Transisi energi hijau
  Narasi "Ngamumule Alam" bisa dijadikan bahasa kampanye untuk pengembangan microgrid, PLTS desa, dan reforestasi karbon. Misalnya, kampanye "Leuweung Hejo, Listrik Hejo" dapat menghubungkan pelestarian hutan dengan penyediaan energi bersih.

Kedaulatan pangan dan air
  Filosofi pertanian berbasis harmoni alam, seperti yang tercermin dalam sistem tatangkalan dan huma, bisa digabungkan dengan teknologi seperti smart farming dan AI pertanian presisi.

AI dan kebijakan digital
  Bahkan teknologi seperti AI pun bisa dibingkai dengan nilai lokal. Misalnya, pengembangan chatbot pelayanan publik berbasis bahasa daerah (AI yang "ngabumi") akan memperkuat sense of inclusion.

Contoh Strategi Simbolisasi Nasional

1. Pentas Budaya Strategis
 Alihkan konten budaya menjadi platform diplomasi domestik. Misalnya, Festival Seni Sunda & Inovasi Hijau yang tidak hanya menampilkan tari jaipong, tetapi juga diskusi tentang energi terbarukan dan workshop teknologi pangan.

2. Bahasa dan Istilah Transformatif
 Gunakan istilah lokal untuk istilah strategis global. Contoh: "Ngamumule Energi" untuk renewable energy, "Sawah Cerdas" untuk smart farming, "Paguyuban Digital" untuk komunitas AI inklusif.

3. Simbol Gerakan Nasional yang Berakar Lokal
 Seperti Jokowi menciptakan simbolisme "blusukan" dan "sepeda rakyat", Dedi bisa memunculkan simbol seperti "Ngider Ka Leuweung" (turun ke hutan) sebagai simbol inspeksi ekologis, atau "Ngaliar Gagasan" (keliling membawa ide) untuk roadshow gagasan ke kampus dan pesantren.

Pentingnya Simbolisasi dalam Politik Populis

Populisme, pada hakikatnya, bergantung pada kemampuan membangun imajinasi kolektif. Tanpa simbolisasi yang relevan secara waktu dan konteks, pemimpin populis mudah kehilangan momentum. Dalam konteks ini, Dedi perlu menyadari bahwa budaya bukan hanya panggung hiburan, tetapi perangkat diplomatik dan strategi komunikasi kebijakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun