Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Transformasi Dedi Mulyadi Menuju Kepemimpinan Populis Berbasis Isu Nasional

14 Mei 2025   14:23 Diperbarui: 14 Mei 2025   14:23 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajakan untuk Menghindari Stagnasi Lokal dan Merintis Jalur Baru Menuju Kepemimpinan Nasional Berbasis Rakyat dan Teknologi

Tidak ada waktu untuk berpuas diri dalam posisi lokal yang sudah mapan. Stagnasi dalam narasi yang terlalu terfokus pada isu-isu lokal bisa menghambat peluang untuk mengembangkan visi yang lebih besar, yang dapat menghubungkan kesejahteraan rakyat dengan kemajuan teknologi. Jika Dedi Mulyadi ingin membawa pengaruhnya ke tingkat nasional, ia harus berani untuk merintis jalur baru yang menggabungkan dua aspek tersebut: rakyat dan teknologi.

Dedi perlu menunjukkan bahwa kepemimpinan berbasis rakyat tidak hanya terbatas pada pembangunan desa atau kota kecil, tetapi juga dapat mewakili kemajuan besar bangsa, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti revolusi industri 4.0, perubahan iklim, dan geopolitik yang terus berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi sebagai salah satu pilar utama dalam narasi nasionalnya, Dedi tidak hanya akan tetap relevan, tetapi juga mampu memperkenalkan solusi-solusi praktis dan inovatif untuk bangsa Indonesia.

Sebagai penutup, reposisi narasi ini bukanlah sekadar langkah untuk memperbesar panggung politik Dedi Mulyadi, tetapi juga untuk memastikan bahwa masa depan Indonesia---yang berbasis pada kemajuan teknologi dan kesejahteraan sosial---tercapai melalui kepemimpinan yang dapat menyatukan rakyat dengan kemajuan zaman. Ini adalah kesempatan besar untuk menunjukkan bahwa populisme yang merakyat dan berbasis kearifan lokal tidak hanya relevan dalam konteks daerah, tetapi juga dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing di kancah global.

Daftar Pustaka

1. Bergman, M. (2018). The Populist Explosion: How the Great Recession Transformed American and European Politics. HarperCollins. Buku ini membahas fenomena populisme di dunia Barat, termasuk bagaimana krisis ekonomi mempengaruhi munculnya pemimpin populis seperti Donald Trump.

2. Blhdorn, I. (2017). The Politics of Post-Democracy: Populism, Technocracy, and the Crisis of Liberal Democracy. Oxford University Press. Menyediakan analisis mendalam mengenai populisme, technocracy, dan tantangan bagi demokrasi liberal dalam konteks modern.

3. Gould, S. J. (1996). The Mismeasure of Man. W.W. Norton & Company. Buku ini membahas pentingnya memahami cara-cara intelektual untuk merumuskan kebijakan sosial dan politik, yang relevan dalam konteks membangun narasi kebijakan berbasis teknologi.

4. Inglehart, R., & Norris, P. (2016). Trump, Brexit, and the Rise of Populism: Economic Have-Nots and Cultural Backlash. Harvard Kennedy School. Artikel ini menganalisis fenomena populisme global, termasuk faktor ekonomi dan budaya yang mempengaruhi kebangkitan pemimpin populis seperti Donald Trump dan gerakan Brexit.

5. Jokowi, J. (2017). Pembangunan Infrastruktur untuk Indonesia yang Lebih Baik. Penerbit Buku Kompas. Buku ini menguraikan kebijakan pembangunan infrastruktur yang dijalankan oleh Presiden Joko Widodo dan bagaimana narasi ini memainkan peran penting dalam transisi politik Indonesia.

6. Mulyadi, D. (2019). Purwakarta dan Pemimpin Merakyat: Menyatukan Kekuatan Lokal untuk Kesejahteraan Nasional. Penerbit Rakyat. Buku ini menjelaskan perjalanan politik Dedi Mulyadi di Purwakarta dan bagaimana kepemimpinan merakyat yang berbasis pada kearifan lokal dapat diterapkan pada level nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun