4. Gunakan Format Edukatif Populer
 Gunakan TikTok, YouTube Shorts, dan Instagram Reels untuk menjelaskan isu seperti: Apa itu ketahanan energi dan mengapa penting untuk rakyat desa? Mengapa AI bisa jadi ancaman dan peluang bagi petani? Bagaimana dana desa bisa digunakan untuk membangun ketahanan air?
Contoh Narasi Transformasional:
"Hari ini saya makan bareng petani di Subang. Tapi bukan cuma makan, kita ngobrolin kenapa harga pupuk naik terus. Ini bukan cuma soal pasar, tapi soal kebijakan dan arah negara. Kalau kita nggak punya pabrik pupuk sendiri dan teknologi pertanian presisi, kita akan selalu kalah. Saya mau berjuang agar petani bisa pakai AI untuk panen lebih tepat, air nggak terbuang, dan hasil lebih banyak."
Dengan strategi reframing konten ini, Dedi Mulyadi dapat naik kelas dari narasi karismatik menjadi narasi strategis. Ia tidak perlu meninggalkan gaya humanistiknya --- justru memperkaya narasi tersebut dengan kedalaman kebijakan dan relevansi struktural, sehingga rakyat tidak hanya tersentuh, tetapi juga tercerahkan.
B. Koalisi Gagasan: Menyatukan Empati dengan Rasionalitas Kebijakan
Jika narasi adalah fondasi awal yang membentuk persepsi, maka koalisi gagasan adalah mesin yang mendorong narasi itu bergerak dan mengakar ke dalam sistem. Dalam dunia politik kontemporer yang penuh kompleksitas, mulai dari krisis iklim, disrupsi AI, sampai ketegangan geopolitik, pemimpin yang hanya bersandar pada kedekatan emosional akan tertinggal dari gelombang perubahan.
Apa itu koalisi gagasan?
 Koalisi gagasan bukanlah sekadar aliansi politik praktis, tetapi jaringan organik antara pemimpin dengan komunitas berpikir, termasuk akademisi, teknokrat, aktivis, profesional muda, dan pelaku industri strategis, yang dapat menyuplai ide, memetakan tantangan, dan merumuskan solusi berbasis data serta visi jangka panjang.
Mengapa Ini Mendesak untuk Dedi Mulyadi?
1. Agar Citra Populis Tidak Kosong
 Profesor Cas Mudde, pakar populisme dari University of Georgia, mengingatkan bahwa "Populism without ideas is like a sail without wind, it might look impressive, but it will not move forward."
 Dedi butuh gagasan, bukan hanya gestur.
2. Menjawab Tantangan Teknologi Frontier
 Dengan datangnya era AI, teknologi kuantum, dan energi fusi, kepemimpinan masa depan dituntut mampu merumuskan arah, bukan hanya merasakan keresahan rakyat. Hal ini menuntut transfer pengetahuan dari pusat-pusat keilmuan dan teknologi kepada aktor politik.
3. Melampaui Basis Budaya
 Budaya Sunda bisa menjadi akar yang kokoh, tapi untuk berbuah di tingkat nasional, Dedi perlu membuka diri pada ide lintas daerah dan disiplin. Koalisi gagasan adalah jembatan dari lokal ke nasional.