Kontribusi: Mewariskan seni strategi dan filosofi hidup harmonis.
Interkoneksi: Hidup seirama dengan alam dan keharmonisan batin (mirip zen).
3. Viktor Frankl: Logoterapi di Tengah Neraka Holocaust
Psikiater Austria Viktor Frankl ditahan di kamp konsentrasi Nazi dan kehilangan hampir seluruh keluarganya. Dalam penderitaan yang ekstrem, ia menyaksikan bagaimana orang-orang bisa tetap bertahan jika mereka memiliki makna yang lebih besar daripada rasa sakit.
Dari pengalaman itu, ia mengembangkan Logoterapi, sebuah pendekatan psikoterapi berbasis pencarian makna, yang menjadi alternatif humanistik dari psikoanalisis Freudian. Bukunya Man's Search for Meaning menjadi warisan abadi dari kebijaksanaan eksistensial.
Relevansi dengan MIKIR:
Misi: Membantu manusia menemukan makna dalam penderitaan.
Kontribusi: Mengubah trauma kolektif menjadi terapi kemanusiaan.
Resonansi: Hidupnya menjadi pesan bahwa manusia tetap punya kebebasan untuk memilih sikap dalam kondisi apa pun.
4. Pelajaran dari Budaya Jepang: Ikigai, Wabi-Sabi, dan Kaizen
Selain individu, budaya juga bisa menjadi guru pencarian makna. Jepang menyumbang beberapa konsep mendalam: