Siapa yang paling bisa saya bantu dengan apa yang saya miliki?
Apakah pekerjaan atau aktivitas saya mencerminkan nilai dan misi saya?
Makna hidup tidak lengkap tanpa kontribusi yang nyata. Bukan hanya dalam skala besar, tapi juga dalam tindakan-tindakan kecil yang konsisten dan terhubung dengan nilai-nilai pribadi. Konsep ini paralel dengan gagasan ikigai dalam budaya Jepang: perpaduan antara apa yang kita cintai, kuasai, dibutuhkan dunia, dan dapat menghidupi kita.
Ilustrasi: Abraham Lincoln menemukan bahwa misinya sebagai pemersatu bangsa hanya bisa diwujudkan lewat peran politik yang penuh pertaruhan, meskipun berkali-kali gagal. Kontribusi yang bermakna sering kali harus dibayar dengan ketekunan dan keberanian.
4. Interkoneksi -- Menyadari Keterhubungan Ekologis dan Spiritual
Pertanyaan Kunci:
Bagaimana hidup saya memengaruhi makhluk lain dan lingkungan?
Apakah saya merasa sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar?
Apakah saya hidup dengan kesadaran ekologis dan spiritual?
Manusia bukan entitas terpisah dari semesta, melainkan simpul dalam jejaring kehidupan. Pemahaman tentang keterhubungan ini bukan hanya ekologis, tapi juga spiritual, membuka pintu pada rasa syukur, empati, dan tanggung jawab.
Ilustrasi: Para petani Zen Jepang dan suku-suku adat hidup dengan kesadaran bahwa mereka tak hanya bekerja untuk makan, tapi menjaga harmoni tanah, air, dan langit. Dalam Islam, konsep tashkhir dan amanah mengajarkan bahwa manusia diberi kekuasaan justru untuk melindungi, bukan mengeksploitasi.