Kapitalisme Digital: Konten Menjadi Komoditas Atensi
Dalam kerangka kapitalisme digital, manusia tidak lagi menjadi pengguna, melainkan produk yang diperjualbelikan. Konten seperti joget velocity bukan tujuan, melainkan alat untuk menangkap dan menambang waktu serta fokus manusia.
Setiap detik yang kita habiskan untuk menonton "video lucu" adalah detik yang dijual ke pengiklan, dimonetisasi oleh platform, dan dieksploitasi oleh kreator. Bahkan perhatian kita terhadap ketidaksadaran kita sendiri---sudah ikut dirancang.
Inilah wajah baru eksploitatif kontemporer: tidak ada paksaan, tidak ada kekerasan. Hanya dopamine, ritme, dan swipe ke bawah.
V. Dampaknya Lebih Dalam dari yang Kita Duga
Di permukaan, joget velocity mungkin tampak seperti hiburan ringan---lucu, cepat, tidak berpretensi. Namun, di bawah permukaan, tersembunyi gelombang dekonstruksi kognitif yang pelan namun mematikan: infantilisasi publik digital.
Infantilisasi Publik Digital: Budaya Cepat, Lucu, Tanpa Kedalaman
Fenomena ini menciptakan generasi yang semakin sulit bertahan dalam ruang berpikir mendalam. Masyarakat digital kita dikondisikan untuk:
Tidak sabar terhadap teks panjang,
Menghindari kompleksitas,
Lebih tertarik pada impresi visual 15 detik daripada argumentasi logis 5 menit.