1. Ketahanan Institusi Eksklusif
Institusi eksklusif sering kali sangat sulit untuk diubah karena kekuatan kelompok elite yang diuntungkan oleh status quo. Upaya reformasi sering kali ditentang dengan keras, bahkan melalui kekerasan atau manipulasi politik.
2. Faktor Globalisasi
Globalisasi telah menciptakan peluang bagi negara untuk berkembang, tetapi juga memperbesar ketimpangan. Dalam banyak kasus, negara berkembang menjadi korban eksploitasi ekonomi global yang dikendalikan oleh institusi multinasional, yang ironisnya beroperasi di negara-negara dengan institusi yang dikategorikan "inklusif."
3. Kurangnya Integrasi Pendekatan Multidisipliner
Acemoglu dan Robinson cenderung fokus pada institusi tanpa cukup mempertimbangkan faktor lain, seperti teknologi, psikologi massa, atau dinamika lingkungan. Akibatnya, pendekatan ini sering kali tidak memberikan solusi yang komprehensif.
Ketimpangan ekonomi adalah fenomena kompleks yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan kebijakan ekonomi makro atau reformasi institusional. Diperlukan pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan faktor ekonomi, sosial, psikologis, dan teknologi. Dengan memahami dinamika di setiap lapisan penyebab ketimpangan, kita dapat merancang kebijakan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Pendekatan yang dimaksud memiliki ciri:
1. Pengintegrasian Ekonomi dengan Sosiologi dan Psikologi
Ketimpangan ekonomi seringkali dipicu oleh bias kognitif manusia, seperti ketakutan akan kehilangan status sosial. Solusi harus mempertimbangkan aspek-aspek ini, misalnya dengan merancang program yang mengurangi stigma sosial terhadap pekerjaan tertentu atau distribusi kekayaan.
2. Pendekatan Sistem Dinamis