Mohon tunggu...
Arya Sulaeman
Arya Sulaeman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang belajar buku biru miriam budiarjo

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Jc IV: Fatum Brutum, Amor Fati

11 Maret 2024   09:53 Diperbarui: 11 Maret 2024   10:07 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Fatum brutum, Amor fati"

Cintailah takdir, sekalipun takdir itu kejam.

Kalimat yang dikenalkan oleh seorang teman ini sampai sekarang masih membekas dalam pikiran, memaknainya sangatlah mudah namun menjalani dan merasakannya sangatlah susah.

Ketika mencoba memaknainya, kita sebagai manusia haruslah setuju dan menerima segala bentuk takdir yang terjadi dalam kehidupan kita, mengeluh dan merasa lelah adalah hal yang secara naluriah umum terjadi dalam diri manusia, tetapi kekecewaan yang mendalam dan penyesalannya lah yang merupakan sikap tidak dewasa, apalagi ketika seorang mencoba untuk menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi.

Seorang teman menyarankan untuk menerima segala hal yang terjadi dalam hidup kita, termasuk penghianatan, kepergian, tidak dipercaya, diasingkan, dicaci, dihina bahkan di musuhi. 

Ada sedikit pertentangan karena bagaimana seorang bisa menerima begitu saja pelakuan semacam itu, ditambah lagi hal semacam itu memang tidak mengenakkan untuk dialami dan dijalani tetapi seorang teman menyatakan hal yang membuat seorang ini berfikir ulang atas tidak terimanya disarankan untuk menerima hal semacam tadi, 

"Bukannya hal demikian tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia? lantas apa yang akan kau lakukan lagi selain menerimanya? balas dendam? ketika kamu tidak merasa senang atas perlakuan semacam itu apakah kamu cukup tega untuk melakukan hal demikian kepada orang lain?"

Menurutnya, dunia ini selalu saja hitam dan putih, masyarakat menilai ada hal baik dan buruk, ketika hal buruk menimpa kita umum terjadi seorang yang baik akan menjadi buruk karena dia dirasuki rasa yang tidak mengenakan, sehingga menjadinnya seorang yang penuh dendam, sedangkan jarang terjadi ketika seorang baik diperlakukan buruk ia akan tetap menjadi baik, ini didukung juga oleh faktor penguasaan diri, iman dan prinsip yang orang orang pakai serta percayai. 

Ketika kalimat tersebut jelas makna dan arahnya kemana, seorang ini mencoba menjalani hidupnya bersama kalimat yang disarankan temannya itu, jika disebutkan dari seratus kejadian, sekitar 75 kejadian yang tidak mengenakan harus ia terima dengan rasa sabar dan ikhlas yang begitu mendalam, sisanya adalah kejadian yang cukup mengenakan.

Pada satu waktu seorang ini mengaku muak ketika penerimaanya terhadap perlakuan buruk dan takdir yang tidak mengenakan ini malah menyakiti dirinya sendiri dengan perasaan dendam yang menumpuk, ia terus terusan memarahi seorang teman yang dinilainya sangatlah aneh dan tidak masuk akal akan menyikapi bentuk perlakuan dan takdir yang tidak mengenakan hanya dengan sabar dan ikhlas lebih lebih malah mencintai hal hal buruk yang terjadi pada dirinya.

Seorang teman hanya tersenyum, tidak menjelaskan kembali, ia lantas memberikan contoh nyata dari " mencintai takdir walaupun kejam " itu, Dengan memperlihatkan cara menyikapi dan menjalani hidup dengan beban pikiran yang tidak mengganggu psikis dan kondisi mentalnya, sudah cukup menjelaskan bagaimana cara menjalani hidup dengan kalimat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun