Mohon tunggu...
Aryanto Wijaya
Aryanto Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bekerja sebagai Editor | Jatuh cinta pada Yogyakarta Ikuti perjalanan saya selengkapnya di Jalancerita.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Banyuwangi, Mutiara di Timur Jawa

28 Maret 2016   21:08 Diperbarui: 28 Maret 2016   22:16 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada satupun tanda yang menginstruksikan jalan menuju Taman Nasional Meru Betiri ataupun Teluk Hijau, yang ada hanyalah panah menuju Pulau Merah. Okelah, kami ikuti arah menuju Pulau Merah. Namun kami pun ragu, tujuan utama kami adalah Teluk Hijau bukan Pulau Merah maka kami beralih strategi dari mengandalkan insting menuju GPS alias "Gunakan Penduduk Setempat"

GPS ini sangat ampuh walaupun harus berkali-kali putar jalan akibat miskomunikasi. "Masnya dari mana toh kok mau ke teluk hijau? itu bagus mas, tapi adoohhh, sampeyan jam 12 nanti baru bisa sampe sana," jelas seorang ibu tua sambil prihatin. GPS mengantarkan kami dengan selamat di Teluk Hijau, jauh lebih akurat dari GPS besutan perusahaan online raksasa.

Jalan menuju Greenbay adalah mimpi buruk. Etape pertama dilalui dengan jalanan aspal sempit tapi mulus. Selepas pertigaan menuju Pulau Merah jalanan akan memasuki wilayah perkebunan Tebu miliki PTPN, kalau tidak salah namanya Sungai Lembu. Jalanan disini hancur lebur, laju kendaraan hanya bisa dipacu di 20-30 km/jam, bisa lebih cepat jika mau menghancurkan shock breaker.

[caption caption="Menepi sejenak di Sarongan, sekedar mengistirahatkan motor dari trek yang ekstrem"]

[/caption]

Nyaris putus asa, karena tidak ada penanda arah menuju Teluk Hijau. Di gerbang perumahan PTPN barulah terdapat sebuah plang kayu kecil yang menuliskan Teluk Hijau sejauh 9 Kilometer. Semangat kami kembali memuncak, kemudian jalanan kembali beraspal mulus ketika memasuki desa Sarongan.

Selepas Sarongan, jalanan menjadi lebih buruk lagi. Warga menarik retribusi sebesar Rp 2.000,- per orang, kemudian kami terus melaju hingga tiba di pos penjagaan Taman Nasional Meru Betiri. Pengunjung kembali membayar Rp 7.500,- kepada Perhutani selaku pengelola dari Taman Nasional. Di Taman Nasional Meru Betiri terdapat beberapa pantai selain Teluk Hijau, diantaranya adalah Wedi Ireng dan Sukamade. Karena waktu yang terbatas, tujuan kami hanya sebatas Teluk Hijau.

Jalan menuju Teluk Hijau menanjak, berbatu dan berlumpur. Sungguh kasihan motor sewaan yang kami kendarai karena harus menempuh medan ekstrem. Tiba di pos parkir, kami kembali membayar Rp 5.000,- untuk biaya parkir. Perjalanan belum usai, menuju Teluk Hijau masih harus berjalan kami sejauh 1 Kilometer menuruni bukit, ya hitung-hitung hiking. 

Kondisi hutan masih sangat astri terjaga, terdapat larangan tidak membuang sampah juga mengambil apapun dari dalam hutan. Ekosistem hutan hujan tropis di Meru Betiri menyimpan kekayaan vegetasi, dan dibalik kekayan itulah tersimpan permata berupa pantai Teluk Hijau.

[caption caption="Panorama Stone Beach"]

[/caption]

Kami tiba di bibir pantai. Baju sudah bau keringat dan napas ngos-ngosan, laksana anak kecil kami bersorak girang melihat pantai yang masih asri dan sepi orang. Namun agak kecewa karena pantainya berbatu. Kelelahan, kami pun membuka baju dan tidur siang selama satu jam. Muncul pertanyaan menggantung, "Katanya pantainya Ijo banget yak, kok malah batu doang sih isinya?" gumamku dalam hati.

Kami kembali mengepak ransel dan berjalan mengitari pantai Batu. Waw, kami terbelalak, ternyata di balik pantai Batu tadi tersembunyi Pantai Teluk Hijau yang kesohor itu. Menyesal karena dua jam kami habiskan dengan tidur siang, kami segera menembusnya dengan berenang di laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun