Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerajaan Kodok, Pengantar

24 November 2018   08:05 Diperbarui: 24 November 2018   09:06 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu daerah, di dunia yang luas ini, terdapat banyak bentuk kehidupan yang tidak terjamah oleh alam pikiran kita. Banyak yang mengatakan bahwa segala sesuatu harus diukur berdasarkan sesuatu yang rasional. Itu benar, bagi takaran pikiran manusia. Akan tetapi, tidak kah kita berusaha memahami beberapa hal yang tidak bisa diterjamahkan oleh alam pikiran kita yang terbatas?

Daerah di sekitaran wetland, sesuai namanya, basah dan lembab sepanjang tahun. Aneh, padahal tempat ini terletak di daerah yang beriklim tropis. Setidaknya, selama empat bulan tempat ini dihajar oleh hujan deras tiada henti. Jika ada manusia yang hidup di sana, pasti mereka telah berteriak, "Banjir!!! Banjir!!! Banjir!!!" sepanjang hari. Namun, kenyataan yang ada sangat menggelitik raga. Pasalnya, yang hidup di sana adalah kodok-kodok yang membentuk suatu koloni yang kemudian mengalami evolusi menjadi sebuah kerajaan.

Mengapa "volusi"?? Setidaknya sejauh pemikiran penulis yang sederhana ini,  terma tersebut merujuk kepada suatu perubahan yang memakan waktu cukup lama. Ya, setidaknya "kerajaan" yang didirikan oleh para kodok itu tidak timbul dalam waktu semalam. Perlu waktu, setidaknya menurut para tetua mereka, waktu 100 kali musim hujan. Kalau dikalkulasikan lagi, berarti, dibutuhkan waktu 400 bulan secara kasar untuk membangun monarki ini.

Tidak banyak informasi yang terpercaya tentang keadaan sosial-masyarakat kodok-kodok yang hidup di era pra-kerajaan. Ada yang mengatakan semua berjalan seperti apa adanya; tanpa pemimpin dan tanpa adanya semacam hukum buatan yang mengikat mereka. Ada juga yang menambahkan, bahwa gangguan dari bangsa bertaring lah yang telah menyatukan para leluhur untuk membentuk suatu kerajaan. 

Dikatakan, bahwa terdapat 10 keluarga besar kodok pada masa itu, yang mendiami sepanjang sungai yang jernih ini. Bangsa bertaring tidak terlalu banyak jumlahnya, tetapi mereka telah membawa banyak bencana kepada para kodok. Mereka sering menculik para kodok petualang, menyerang rombongan kodok yang sedang berenang ke arah hilir, atau membuat lumpuh beberapa kodok dengan cairan "misterius" mereka.

Hal ini sangat menganggu, bahkan sampai-sampai berita ini terdengar oleh Chazak, seorang kodok yang begitu kuat. Dia diceritakan sebagai sesosok figur yang mewarisi kekuatan alam, yang dikatakan juga sebagai awatara dari suatu wujud yang begitu perkasa. Dia, Chazak, berbeda daripada kodok-kodok lainnya, memiliki tubuh kekar dan berotot seperi manusia. Beberapa laporan pernah mengatakan bahwa dia bisa mengangkat sebuah bongkahan batu di dalam air. Dia, bagaimanapun juga, dikatakan sebagai seorang pejuang yang begitu kuat dan sakti.

Suatu hari, Chazak ikut bersama rombongan yang berenang menuju hilir sungai.

"Apa berita itu benar, kalian sering diganggu oleh bangsa yang tubuhnya panjang dan memiliki taring?" tanya Chazak.

"Betul tuan. Makhluk-makhluk itu sering menyerang kami dengan senyap. Tanpa kami sadari, mereka sudah ada di bawah kami. Beberapa dari kami berhasil lolos. Akan tetapi, sisanya harus merelakan jiwanya. Kami sangat takut, karena kejadian itu selalu terjadi berulang-ulang kali. Jika kali ini juga terjadi demikian, kemungkinan, tidak akan ada lagi rombongan yang berani pergi ke hilir," jelas salah satu kodok.

Chazak, yang langsung membara jiwanya, begitu penasaran dengan kekuatan dari bangsa bertaring ini. Dengan gagah dia mengatakan, "Jangan begitu khawatir. Aku ada di sini untuk melindungi kalian. Berusaha lah berenang secepat mungkin. Meski bangsa bertaring itu akan menyerang kita, aku akan berada di belakang untuk menghambat mereka. Ketika hal itu terjadi, kalian semua, segeralah berenang dengan cepat ke hilir sungai. Jangan pedulikan diriku. Selamatkan diri kalian masing-masing."

            ------------------------------------------------------------------------------------------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun