Mohon tunggu...
Andreas Doweng Bolo
Andreas Doweng Bolo Mohon Tunggu... Dosen - fides et ratio

Biodata: Nama: Andreas Doweng Bolo Pekerjaan: Dosen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Geladi "Formatio" ala UNPAR

14 Maret 2022   18:17 Diperbarui: 15 April 2022   12:44 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                        

Pandemi membuat manusia harus mengubah berbagai kebiasaan termasuk juga di dunia pendidikan. Pendidikan yang selama ini berlangsung di ruang-ruang kelas harus bergeser ke ruang-ruang virtual (maya). Mungkinkah aspek pengetahuan dan keutamaan nilai-nilai hidup bisa tumbuh dari ruang virtual tersebut? Inilah yang menjadi pertanyaan sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan tinggi pada khususnya. Pertanyaan itu juga yang coba dijawab dengan pemikiran, tindakan, dan strategi agar hakekat pendidikan tidak hilang di tengah situasi ini. Lembaga Pengembangan Humaniora Universitas Katolik Parahyangan (LPH-UNPAR) yang berada dalam koordinasi dengan Fakultas Filsafat dan dipercaya menangani Mata Kuliah Umum (MKU)/Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) juga tertantang dan mengatur strategi pendidikan bagi para mahasiswa kader bangsa dan negara. Bagaimana menerjemahkan visi kebertuhanan, kemanusiaan, kebangsaan dan penghormatan pada segenap alam ciptaan sebagaimana sesanti UNPAR “Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti” (Berdasarkan Ketuhanan Menuntut Ilmu untuk Dibaktikan kepada Masyarakat) di masa pandemi ini?

Napak Tilas ke Gedung Indonesia Menggugat kegiatan Geladi sebelum Pandemi
Napak Tilas ke Gedung Indonesia Menggugat kegiatan Geladi sebelum Pandemi

                                                                          

 

Geladi Spirit Paidea

Di tengah situasi ini ternyata segenap civitas academica UNPAR tetap bergiat mengasah diri baik di bidang kognitif, afektif, psikomotorik. Hal ini bisa dilihat dari  proses pendidikan di UNPAR yang terus berjalan termasuk juga kegiatan geladi (hominisasi, humanisasi, dan divinisasi). Kegiatan Geladi secara daring (online) terus berlangsung dan tetap diikuti oleh lebih kurang  4.000-4.500 mahasiswa satu semester dengan beberapa kali termin. Ternyata pandemi tak menyurut semangat “menggali pengetahuan” dan “mencari kebenaran” sebagaimana penggalan syair Mars UNPAR.

Geladi merupakan bagian dari pendampingan yang terintegrasi dengan Mata Kuliah Umum (MKU)/Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). MKU di UNPAR dikelola dengan mengikuti tiga tahap perkembangan manusia pada umumnya yaitu tahap hominisasi, humanisasi, dan divinisasi. Tahap pertama, hominisasi merupakan tahap awal pengenalan diri (learning to know) sebagai manusia (mahasiswa angkatan pertama). Pengenalan diri ini berkaitan dengan kesadaran diri sebagai makhluk berpikir (ens ratioanale), sosial (homo socius), dan berbahasa (homo symbolicum). Di UNPAR ketiga kesadaran dasar ini direfleksikan dalam mata kuliah logika (rationale), Pendidikan Kewarganegaraan (socius), dan Bahasa Indonesia (symbolicum). Tahap kedua humanisasi merupakan tahap pembatinan nilai-nilai (learning to be). Setelah mengikuti tahap kesadaran diri mahasiswa belajar mengendapkan nilai-nilai tersebut agar menjadi bagian integral dari dirinya. Tahapan ini di UNPAR berkaitan dengan mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Mata Kuliah Etika Dasar. Tahap ketiga divinisasi, pada tahap ini manusia tak hanya terbuka pada diri dan sesama tetapi juga terbuka terhadap Tuhan, Allah, Yang Transenden. Ia sejatinya adalah ke-Indah-an yang tak terpermanai. Di UNPAR pembelajaran untuk tahapan ini berkaitan dengan mata kuliah Pendidikan Agama (Fenomenogi Agama) dan Mata Kuliah Estetika. Tiga tahap ini menjadi basis perkembangan manusia utuh manusia yang cerdas, berbudi, dan terbuka untuk terus mencari kebenaran termasuk Kebenaran dengan K-besar. Semuanya ini sejalan dengan Spiritualitas dan Nilai Dasar UNPAR (SINDU)

Dengan mengedepankan aspek mencari dan merefleksikan kebenaran lintas disiplin ilmiah pembelajaran MKU dikelola dengan sistem menggabungkan para mahasiswa dari berbagai fakultas dan program studi. Harapannya agar dipupuk sikap akademik yang terbuka untuk tidak terkungkung dalam kebenaran hanya dalam satu sudut pandang ilmiah semata. 

Presentasi kelompok
Presentasi kelompok
Presentasi kelompok
Presentasi kelompok

                                                                                                         

Ini sekaligus mencerminan MKU sebagai artes liberales pendidikan yang memerdekakan manusia secara lahiriah dan batiniah sebagaimana dikatakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Dalam khazanah Yunani Klasik pendidikan untuk orang dewasa disebut “paidea” (seni mendidik). Paidea ini unik dan istimewa tak hanya olah “otak” tetapi juga olah fisik melalui gymnastic dan olah jiwa atau kepekaan hati melalui musik. Para Sofis dan juga Plato (lebih kurang 427-348 SM) mempunyai andil besar dalam pengembangan artes liberales untuk mencapai keutamaan (arete) yang disebut Trivium (tata bahasa, retorika, dan logika) dan Quadravium (berhitung/matematika, geometri/ilmu ukur, astronomi dan musik. Werner Jaeger (1888-1961) professor filsafat Yunani dan Klasik University of Chicago mengatakan bahwa seluruh pendidikan Barat yang maju dan canggih berakar dari bangunan filsafat Yunani ini.

Pendidikan MKU UNPAR juga antara lain berangkat dari basis pemikiran paidea Yunani di atas. Sistem ini juga sebenarnya diupayakan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan enam metode “among”. Dua diantaranya yaitu pengajaran (ruang kelas dengan penekanan pada aspek kognitif) dan pengalaman lahir, batin/pengalaman sehari-hari (B.Samho, Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Tantangan dan Relevansi, Kanisius 2015:79). Geladi merupakan arena pelatihan dimana para mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan bertemu dan belajar bersama. Dalam pelatihan tersebut, mahasiswa didampingi oleh dosen dan tim pendamping Lembaga Pengembangan Humaniora UNPAR. Pengetahun yang telah dipelajari di ruang-ruang kelas dipadukan dengan pengalaman peserta dididik di ruang publik Indonesia. Pengalaman ini yang kemudian dibincangkan dengan sesama mahasiswa  di kelompok dalam breakout rooms dan kemudian diekspresikan dalam kreativitas dengan bahasa dan konteks mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun