kejujuranmu malam itu
membuat aku tersipu, lantas meminta,
“tunjukkan kepadaku jalan menuju surga!”
matamu elang
membawaku terbang ke negeri atas angin
ke kuil-kuil stanza
tempat para biksu lengah akan dunia.
dan dari spiral ekman nadimu
kau hendak mengirim tetes cair
mengalirkan kembali sisa darahku yang kering
saat garis wajahmu yang tegas
menyurihkan percakapan antara nafas dan roh
dalam tubuhku.
langit seketika berasak dari garis ekuatornya
menadah mazmur semesta
dari suaramu yang berbisik
serupa gita puja hamba kepada tuhannya
dan aku pun sampai pada puncak seluruh
melalui jalan-jalan stepa
hatimu.
akhirnya telah kau bangun kota sirah di dadaku
lalu kurawat seumpama nyawaku sendiri
telah kau tanam benih filantropi di batinku
lalu kupelihara semisal jantung hatiku
kau bisikkan percik kerinduan
aku mendengarnya
kau madahkan kata yang kau rangkai dari rasi bintang
aku menyimaknya
itulah kata yang sulit kulupa
setelah aku mengingatnya.