Takutmu pada hadang usia senja
Terundang keluhmu pada perut
Tercermin lapar-kempis, dahulu
Dan kini, nampak serupa orang kekenyangan
Tentang kulitmu yang dulu berkaret kencang
Kenangmu!
Tentang kulitmu yang kini berkaret melar-tua
Adumu!
Seluruh karena cinta; hendakmu perjuangkan
Sedang tubuhmu telah tergurat
Dan lekasmu lelah
Yang tiada seperti dulu di usia mudamu
Tentang rambutmu selembar-selembar memutih
Tentang tak sulit sakit menjangkitimu
Tentang derita matamu tak mengenali huruf-huruf kecil
Tentang tangan-kakimu tak sebegitu gesit lagi
Kau deret-deret kesahmu itu
Hingga engkau membawa tanya di hadapanku:
"Akankah kau seperti sedia kala?"
"Mencintaiku-menyayangiku?"
Tanyamu itu bikinku dalam gugup
Pancar rautmu dalam gentar
Gentar-gemetar akan kurangkai kata pamit segera kuhadapkan padamu
Lantaran tiada lagi yang menyenangkan di tubuhmu
Maka, baiklah kuajukan pinta
Pinta itu bikinmu tunduk-hening
Sepertinya engkau pasrah
Pada apa yang kuucapkan nanti
Apa pintamu? Katakanlah!
Gesamu
Temani aku seumur hidupku
Tolonglah aku memapah cinta ini
Berjanjilah menua bersamaku
Karena.... Aku mencintaimu...
***
Kau peluk aku
Kupeluk kau
Aku-kau
Di deras linang air mata
-------------------
Makassar, 18 April 2018
@m_armand fiksianer
Power of Kompasiana