Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Di Mushola Itu Aku Belajar Mengaji dan Baca Fiksi

30 April 2020   13:44 Diperbarui: 30 April 2020   14:02 1705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mushola Ar Ridho tempat belajar ngaji di masa lalu (dok. Pribadi)

Mushola, atau surau, atau dalam bahasa Sunda dikenal juga dengan nama Tajug, adalah masjid kecil, dengan ukuran bangunan sekitar 5 x 6 meter, yang didirikan di pemukiman warga yang agak jauh dari masjid besar. 

Biasanya mushola hanya digunakan untuk shalat berjamaah yang lima waktu saja. Terutama shalat Maghrib, Isya, dan Subuh. 

Sementara untuk shalat Jumat, atau shalat sunat Iedul Fitri dan Iedul Adha warga sekitar menunaikannya di masjid besar yang letaknya di tengah perkampungan.

Selain untuk berjamaah shalat, mushola pun terkadang mempunyai fungsi sebafai tempat belajar mengaji juga. Hal itu bisa berlangsung kalau kebetulanyang biasa menjadi imamnya berlatar belakang pendidikan pesantren, atau yang di tatar Sunda biasa dipanggil Ajengan.

Kalaupun bukan Ajengan, paling tidak dianggap sebagai orang yang paling fasih membava Quran, dan mau dengan ikhlas mengajarksn ilmunya vagi anak-anak warga sekitar.

Sebagaimana yang pernah dialami di masa kecilku. 

Tempat pertama aku belajar mengeja alif ba ta, hingga belajar membaca ayat-ayat suci Al Quran, ya di tempat yang disebut mushola, atau tajug itu. Dan mushola itu oleh pendirinya, ajengan Ohim Abdurrohim diberi nama mushola Ar Ridho.

Hanya saja bangunan mushola saat aku belajar ngaji sekitar tahun 1966 s/d 1972, belum permanen seperti sekarang ini (sebagaimana tampak pada foto di atas). 

Waktu itu masih berdinding anyaman bambu, dan letaknya di atas  kolam ikan di sisi sebelah utara.

Adapun kegiatan belajar ngaji dilaksanakan seusai shalat berjamaah Magrib, dan setelah Subuh. 

Meskipun demikian, anak laki-laki mulai usia Sekolah Dasar  kelas 3 sampai kelas 6, biasanya banyak yang ramai- ramai tidur di mushola seusai ngaji bakda Magrib itu. Usai ngaji bakda Subuh baru pulang ke rumah masing-masing.

Aku pun meski jarak rumah dengan mushola cukup dekat, tapi setelah duduk di bangku kekas 3 SD akupun ikut bergabung untuk tidur di mushola.

Terlebih lagi bila bulan Ramadhan tiba. Kegiatan barudak (anak-anak) tajug, demikian warga sekitar menyebut kami, anak-anak yang biasa tidur di mushola, mempunyai tugas tambahan, yakni membangunkan warga sekitar saat tiba waktu sahur.

Sementara bagiku sendiri, mushola Ar Ridho memiliki arti tersendiri, selain tempat belajar ngaji dan belajar bersosialisasi, di mushola itu juga aku mulai tergila-gila membaca komik dan cerita fiksi Sunda.

Cetitanya saat itu ada tukang sewa buku bacaan keliling yang bersrpeda dari desa tetangga. Orang tuaku, terutama ayah lah yang paling 'gila' membaca. Beliau juga yang selalu meminta tukang sewa buku untuk singgah di rumah. 

Nah, ketika itu juga aku mulai kenal komik cerita wayang karya RA Kosasih, komik silat karya Ganes Th, Djair, dan yang lainnya. Sedangkan cerita fiksi Sunda, aku ikut memcaca setelah ayah dan ibu sudah tuntas membacanya.

Nah, kenapa aku lebih memilih membaca di mushola? Sebab di waktu-waktu siang  usai shalat Duhur suasana mushola cukup sepi. Dan aku justru akan meraaa asyik membaca tanpa ada yang mengganggu. 

Saking asyiknya sampai tak terasa, membuat waktu buka puasa hampir tiba. Lantaran setelah lama membaca aku ketiduran, hingga terlewat menunaikan shalat Asar.

Ah, masa lalu... Tak mungkin akan terulang lagi memang. Tapi paling tidak saat mengenang masa itu, aku bisa tersenyum, dan membagikan sedikit kisah ini untuk orang lain. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun