Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ketika Mengaji di Masjidil Haram Saat Puasa

4 April 2024   06:52 Diperbarui: 4 April 2024   15:13 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Berpuasa jauh dari kampung halaman  terkadang memang mempunyai jasbah atau semangat yang lebih tinggi dibanding ketika kampung sendiri. Berpuasa di masjidil haram merupakan momen langka yang mempunyai kesan ruhani yang kental untuk jadi kenqngan yang indah. Penulis pernah mengalami kondisi seperti itu. Penulis menuliskan ini sebagai pembelajaran vagi kita semua. 

Berada di masjidil haram

Penulis pernah menjalani ibadah puasa dan segala macam rangkaian ibadah lainnya sepeeti membaca alaquran, solat lima waktu, solat sunat, umroh, thawab dll. Tetapi membaca alquran merupakan momen yang indah dan indah dikenang. Kenapa? Karena berinteraksi dengan alquran dengan atau tanpa memahami isinya akan memberikan sentuhan khusus kepada hati dan ruh kita. Karena memang hal yang aneh tapi nyata bahwa alquran itu adalah mukjizat yang nwrupakan rahmat dan obat. Dari dulu sanpai kiamat fungsi itu akan tetap seperti itu. Tidak heran jika kita mendengarkan dengan hati yang menerima maka akan tenang dan hati kita terisi penuh dengan rahmat Allah. Apalagi jika kita menyempatkan membaca kitab suci secara tartil. 

Belum tentu ada lagi

Yang membuat hati syahdu dan melankolis adalah ketika kita mengaji akquran menghadirkan hati kita. Hati kita harus didokrin terus menerus agar tidak keras dengan cara memberi nasehat baik kepada diri sendiri atau orang lain. Bagaimana caranya? Kita bisikkan kepada diri kita sensiri atau orang lain bahwa hidup hanya sementara yakni tiga hari saja. Pertama, hari kemqren. Kedua, hari esok. Ketiga, hari ini. Hari esok sudah lewat gak mungkin kembali. Hari beaok belum jelas. Hari ini adalah hari terakhir kita.

Membaca sesuai kemampuan

Penulis memcoba membaca alquran sesuai dengan kemampuan yakni bisa satu juz seharu, bisa lebih. Tetapi mencoba merenungkan maknanya. Bisa dengan membaca terjemahan atau sudah tahu makna kata perkata. Maka ketika kita mentadaburi alquran dan membacanya secara tartil kita akan terbawa ke alam yang jauh, bisa di masa nabi Musa atau sampai ke alam kubur, ke alam akhirat dll.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun