Mohon tunggu...
Arsana RendyInrianto
Arsana RendyInrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Saya sebagai mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya memiliki minat membaca dan bermain sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri dan Mistisme Karya Eka Kurniawan Berjudul Penjaga Malam dalam Antologi Cerpen Cinta Tak Ada Mati

16 Oktober 2025   07:45 Diperbarui: 16 Oktober 2025   08:00 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Membaca sebuah karya adalah bentuk sikap diri untuk mengerti akan hal yang belum diketahui, mulai dari karya puisi, cerpen, roman, dongeng, dan novel. Membuat pembaca mengerti banyak hal di dalam sebuah karya sastra dan memiliki ilmu pengetahuan antara fiksi maupun nonfiksi. Ambil saja contoh elemen dalam prosa dalam membahas tema, dapat dilihat bawahsanya masyarakat Indonesia gemar mempercayai akan hal-hal mistis. Selain itu, ada berbagai profesi yang terkait dengan hal-hal gaib, seperti dukun, paranormal, atau pemangku adat, yang menganggap hal-hal gaib sebagai bagian dari tradisi tertentu (Justine et al., 2021).

Wawasan mengenai hal mistisme dapat menunjukkan bahwa perpspektif baru memiliki alasan yang cukup layak. Penjaga Malam secara tidak langsung memberikan sebuah ruang kehidupan sehingga masyarakat ketika membaca dan merasakan untuk saling gotong-royong dan meringankan. Cerpen Penjaga Malam di dalam antologi Cintak Tak Ada Mati karya Eka Kurniawan mengahadirkan sebuah pertanyaan dan misteri secara bersamaan. Menjangkau masyarakat dengan cerita-cerita bertema mistisme dan misteri, ada beberapa karya dari Eka Kurniawan selain cerpen Penjaga Malam lainnya yang memuat unsur mistisme dan misteri adalah "Taman Patah Hati" dan "Jimat Sero", keduanya terdapat dalam antologi Kumpulan Budak Setan.

Pengetahuan mistis ini didapat melalui rasa dan hati. Objek-objek pengetahuan mistis biasanya abstrak-supra-rasional, seperti Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, dan alam gaib (Nurgiansah, 2020).Serasa membaca sebuah cerpen dan langsung mendapatkan pengetahuan mengenai misteri dan mistisme yang terjadi dalam masyarakat. Dalam berbagai judul cerpen tersebut ditampilkan mengenai kegelapan di malam hari, sebuah kampung, sepi, dan dingin diceritakan dalam cerpen Penjaga Malam. Seorang tokoh "Aku" digambarkan merasa sedih karena meninggalkan istri dan bayi dalam kandungan dari ancaman makhluk ghaib bernama Bajang. Diceritakan mengenai sosok Bajang dapat mengambarkan suasane ketakutan masyarakat desa terutama saat malam hari dan suka merampok perempuan hamil sehingga membuat gila.

Malam mencekam, suara sunyi malam menjelaskan betapa menyeramkan hari-hari telah dilewati oleh tokoh "Aku". Sebuah gambaran cerita memberikan tidak hanya ketakutan, tetapi juga memberi kita kesempatan untuk mempertimbangkan realitas budaya dan sosial masyarakat tradisional yang masih mempertahankan warisan mistis.

Salah satu budaya yang berkaitan dengan norma dan adat istiadat di masyarakat adalah mistisisme. Mistisisme adalah manifestasi dari sebuah kerahasiaan yang dipandang sebagai suatu urusan yang bersifat pribadi dan dianggap menyentuh sebuah kepercayaan dan religiusitas pribadi (Yusril Hermansya et al., 2021). Merangkai kejadian dalam tempat dan mencampurkan unsur horor dan budaya dengan ketegangan mental yang mencerminkan pergulatan batin manusia dalam menghadapi ketakutan dan kewajiban. Pertanyaannya adalah, bagaimana tema misteri dan mistisisme diciptakan, dan bagaimana tokoh utama menggambarkan pergulatan manusia? Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang makna cerpen, esai ini akan membahas dua komponen utama naratif tema dan tokoh dan bagaimana keduanya berfungsi bersama untuk menghasilkan karya yang indah dan kaya makna.

Tulisan dalam esai ini juga menggunakan dua elemen dari enam elemen milik Ignasio Ribo. Dua elemen digunakan dengan naratif utama yaitu tema dan tokoh, Hal tersebut menguatkan posisi inti penciptaan makna dalam Penjaga Malam. Apa kejadian dalam peristiwa tersebut sudah digambarkan oleh tokoh "Aku" berfungsi sebagai representasi manusia yang menghadapi ketakutan dunia gaib sekaligus menapaki tanggung jawab sosial dan spiritual, dan tema misteri dan mistisisme berfungsi sebagai landasan dalam menggambarkan konflik batin dan dinamika budaya otentik masyarakat pedesaan. Untuk memperkuat pesan dan nilai cerita.

Cerpen Penjaga Malam karya Eka Kurniawan berlatar di desa dengan suasana sepi dan dingin menyelimuti kewajiban menjaga keamanan desa dengan cara warga mengadakan ronda, namun ditikan kesunyian malam pekat. Lingkungan dapat direpresentasikan secara topografis, sebagai susunan objek atau benda alami dan buatan yang diletakkan di ruang (Ribó, 2019).

Mereka bertanggung jawab untuk mengawasi dan melindungi penduduk dari semua bahaya yang mungkin muncul. Namun, badai dan pemadaman listrik menambah ketegangan yang menakutkan. Satu per satu, para peronda mulai menghilang secara misterius, meninggalkan rasa takut dan keragu-raguan di seluruh masyarakat. Meskipun alurnya lambat, ceritanya menyenangkan berkat kekuatan utama ketenangan malam yang gelap dan hening. Pembaca merasa seolah-olah mereka terkubur dalam kegelapan dan ketakutan yang ada dibaliknya.

Hal ini memunculkan rasa penasaran karena pembaca tidak bisa mengetahui jika hanya membaca sinopsis cerita pendek tersebut. Bagaimana rasa takut tokoh digambarkan satu per satu teman ronda menghilang ketika mencari teman lainnya yang telah pergi saat berkeliling.

Berbeda dengan penjelasan di atas, akan lebih fokus kepada tema dari judul cerpen Penjaga Malam. Sebuah elemen tidak tergantikan dalam kajian prosa dan selalu ada untuk dibaca. Motif mistisme dan misteri, merupakan perwakilan kultural masyarakat di daerah pedesaan melekat dengan praktik-praktik kepercayaan tradisional dan keagamaan. Dukun, medium atau penerawang, benda keramat, larangan, mitos, dan ritual adalah kepercayaan mistis yang paling umum dan berkembang di Indonesia (Justine et al., 2021).

Tema sangat terasa terutama dengan mistisme ini juga menggambarkan konflik pikiran tokoh antara tanggung jawab sosialnya sebagai penjaga kampung dan ketakutan dari dunia gaib. Dengan ketegangan dan misteri yang terus menerus di malam hari, menjadi lebih jelas bahwa kegelapan bukan hanya sesuatu yang fisik tetapi juga representasi dari kondisi batin dan kebimbangan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun