Selain pembelajaran berdiferensiasi, guru di kelas dapat menerapkan rutinitas harian kesadaran diri seperti meditasi singkat, refleksi terhadap apa yang dilakukan di hari kemarin lewat metode cerita antar teman sebangku dan kegiatan positif lainnya.
Proyek kolaboratif penting juga untuk guru implementasikan di kelas pembelajaran. Pengaturan kelas yang memfasilitasi kolaborasi dalam kelompok kerja perlu di desain sedemikian rupa.Â
Proyek kolaboratif yang melibatkan siswa dalam kerja tim memungkinkan siswa untuk belajar bekerja sama, mendengarkan perspektif orang lain, membangun empati, dan mengatasi perbedaan pendapat.
Implementasi PSE di Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yang aman dan nyaman mutlak dibutuhkan untuk mendukung program "Sekolah Ramah Anak".
Dikutip dari kompas.com, sekolah ramah anak memiliki sifat aman, bersih, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup, demi menjamin, memenuhi, serta melindungi hak anak serta perlindungan anak sekolah dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan di bidang pendidikan.
PSE sangat terkait dengan perlindungan hak anak sekolah dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan di lingkungan sekolah.
Program pembiasaan sekolah 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) wujud dari kesadaran diri, kesadaran sosial dan keterampilan berelasi. Menyadarkan pentingnya peran sekolah untuk secara dini menerapkan dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
Pembelajaran sosial dan emosional terintegrasi ke dalam rangkaian dukungan akademik dan perilaku dengan menyediakan kesempatan untuk memastikan semua kebutuhan murid terpenuhi.
Bagaimana kebutuhan murid dapat terpenuhi? Tentu dengan pengelolaan aset sekolah yang efektif dan efisien lewat kegiatan pembelajaran baik di intrakurikuluer, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.