Di senampan hidangan tepian jalan, kembali terlontar sederet kearifan. Sebab luka didera luka. Di tepian jalan pula, tersungkur di tempat yang sama.
Adalah kehidupan setelah merangkak dan belajar berjalan. Memutari tanda tanya-tanda tanya. Sudah benarkah meletakkan aksara dan angka? Selalu terngiang di kepala.
Kehidupan bagimu, tanya mengejar makna napas dunia. Tak kan pernah berhenti di tanda lurus hingga ujung sana. Tak kan pernah terhenti di tanda seru remang senja membola.
Di senampan hidangan tepian jalan, semoga duniamu menemukan titik jawaban nan bijaksana.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!