Kita hidup di dalam sangkar
Kataku, meniupkan angin sihir
Saat kegelapan menghantui
Ubun-ubunku yang mulai rontok
Engkau asyik dengan mainanmu
Tak sedikitpun terpengaruh
Tiupan angin sihirku
Yang mulai terkekeh-kekeh, menertawaiku
Aku beringsut, mundur dan mundur
Menikmati kedudukan yang tak pernah mengeluh
Kutoleh dirimu…
Masih lugu!, tiba-tiba kesimpulan meloncat
Aku diam
Memandangi aksara-aksara di tembok
Aksara-aksara yang aku pahat
Sewaktu kutemukan di kanal-kanal riwayat
Baiklah, sayangku…
Kita hidup di dalam sangkar
Dan akan selalu kutiupkan
Hingga kau, menyimpulkan kemerdekaan dengan benar
Kademangan, 22.10.2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!