Mohon tunggu...
Arnold Mamesah
Arnold Mamesah Mohon Tunggu... Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomic - Business Intelligence & Data Science

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Yang Logis Layak Langgeng

28 Maret 2025   22:07 Diperbarui: 29 Maret 2025   13:31 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumbuh 8% - https://jateng.suara.com/read/2024/10/30/084822/

5. Hilirisasi

6. Pengembangan Ibukota Nusantara (IKN)

7. Pembangunan Infrastruktur 

8. Pemberdayaan UMKM Indonesia

9. Pengembangan Kawasan Perkotaan Nusantara

Pilihan di atas bukan pil mujarab atau Panacea (a remedy for all ills or difficulties) yang dapat memastikan tingkat pertumbuhan dalam kondisi global yang kental dengan ketidakpastian atau uncertainty. Juga dampak atau bangkitan yang dihasilkan tentu membutuhkan waktu 5-25 tahun. Berikut ini diberikan wawasan terhadap yang dapat disebut sebagai lokomotif pertumbuhan.

1. Makan Bergizi Gratis

Langkah ini mirip dengan diksi Feed the Mouth yang banyak dilakukan dalam penanggulangan kelaparan atau starvation walaupun upaya peningkatan gizi merupakan tujuan jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia yang membutuhkan siklus sekitar 25 tahun alias satu generasi. Dengan pemahaman rentang waktu jelas bukan strategi yang tepat untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi dengan mempersiapkan sumber daya yang tangguh.

2. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara

Perspektif Sovereign Wealth Fund (SWF) yang menjadi landasan Danantara memang inisiatif yang bagus tetapi SWF dihadirkan untuk memanfaatkan dana lebih atau surplus dari perekonomian negara. Saat ini yang dihadapi adalah defisit yang perlu ditutup dengan hutang pemerintah sehingga sulit berharap dengan pendekatan SWF berdasakan surplus. Sementara gain atau return berdasarkan kinerja SWF dari beberapa negara secara rerata pada 2024 berada pada kisaran 5-6% sehingga tidak dapat berharap banyak dari manfaat Danantara. Dari sisi investasi, pilihannya investasi di luar atau domestik dan dari dua pilihan tersebut investasi di luar (overseas) juga tidak memberikan gain yang tinggi bahkan cenderung rendah. Hal yang sama terjadi pada investasi domestik khususnya pada pilihan sektor sasaran yang bisa dipilih seperti infrastruktur, property, industri. Belum lagi jika melihat Starting XI (mengadopsi terminologi dalam sepakbola) para pengelola tidak memiliki track record yang mumpuni dalam mengelola SWF. Jika melihat catatan sebelumnya yaitu pada Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan Indonesia Investment Agency sebagai turunan UU Cipta Kerja, maka hasilnya jauh dari memuaskan. Dengan demikian sulit berharap bangkitan dari Danantara.

3. Proyek Strategis Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun