Tuhan
Kutahu Kau punya telinga 'tuk mendengar suara umat-Mu
Namun Kau punya dua mata maha terang 'tuk melihat goresan pena bergerak di atas kertasku
Aku berdialog dengan-Mu meski secara kasat mata Kau tak terlihat
Kertas usang ini mengisahkan segala letih, perih dan rintih
Juga menanya, "Apakah masa depan itu nyata bagi-Mu?"
Tolong singkapkan sedikit saja rahasia-Mu pada umat yang Kau kasihi
Berkeinginan dan bertanya sepanjang embus napas masih ada, "Untuk apa aku hidup?"
Lalu, "Apa yang kulakukan ini sudah s'turut dengan mau-Mu?"
"Atau, aku hanya menjatuhkan hidupku dalam kesia-siaan berkesinambungan?"
 Coba koreksi Buku Kehidupan di akhirat sana