Kemarin (06/09/2025), sekitar pukul 15.00 WIB, hujan masih cukup deras menetes dari langit. Tentu saja saya senang dengan hujan, karena ia pertanda rezeki. Seperti firman Allah subhanahu wa ta'alaa dalam Alquran (surah An-Nahl, ayat 10): "Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu. Sebagiannya menjadi minuman, dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan yang dengannya kamu mengembalakan ternakmu."
Oleh karena itu, saya memutuskan bahwa hujan tak akan menjadi halangan untuk menghadiri kegiatan pekan filsafat yang diprakarsai oleh penerbit Enggang Media. Lokasi acara di Perpustakaan Rumah Melayu (Balai Saji Rumah Melayu), Kota Pontianak.
Tema-nya adalah "Filsafat Politik dalam Optik Ibnu Sina". Pembahasan tersebut berdasarkan sebuah buku yang berjudul "Kitab Politik (Risalah Politik dan Manajemen Kehidupan".
Buku tersebut merupakan karya yang diterjemahkan dari kitab aslinya oleh M. Hasani Mubarok. Beliau, saya memanggilnya Syekh Hasani (saya tak tahu dia setuju atau tidak dipanggil dengan sebutan itu), sekaligus sebagai pemantik diskusi.
Sampai di lokasi sekitar pukul 15.30 WIB, kondisi tubuh saya lumayan kuyup akibat terpa air yang tak bisa dibendung jas hujan.
Meski belum terlalu ramai, tampak sejumlah orang sedang berdiskusi dengan Syekh Hasani.
Di tengah-tengah mereka tampah dua buah buku. Yang pertama adalah buku "Kitab Politik" yang akan dibahas, satunya lagi adalah buku yang membahas tentang firasat, saya lupa judulnya. Keduanya adalah hasil terjemahan oleh Syekh Hasani.
Syekh Hasani memberikan kata pengantar sekitar lima belas menit sebagai pancingan untuk hadirin bertanya. Isinya seputar latar belakang Ibnu Sina dan keilmuannya, dan pandangan beliau tentang politik yang tak melulu soal kepentingan demi menguasai sesuatu, tapi juga soal menata diri sendiri agar menjadi insan politik yang tangguh.
Tiba giliran saya bertanya: "Apa kiranya yang harus dilakukan oleh masyarakat Islam yang akan memilih wakilnya, dan apa yang harus dilakukan oleh orang yang akan dipilih? Apakah cukup masyarakat beribadah sebanyak-banyaknya agar tak salah pilih wakil? Atau ada cara lain dalam pandangan Ibnu Sina?"
Saya bertanya seperti itu karena tak mau lagi salah pilih wakil rakyat yang berjoget-joget di kantornya sementara jutaan rakyatnya terseok-seok mengais nafkah.
Namun sayangnya dalam karya Ibnu Sina tersebut memang tidak dijelaskan secara detail mengenai substansi dari pertanyaan saya, melainkan prinsip-prinsip berpolitik semata-mata.
Diskusi semakin dalam dan seru, namun sayangnya saya harus segera pulang untuk membawa putri saya berobat ke sebuah klinik. Saya pamit kepada semua yang hadir.
Langit masih menurunkan derai air, dan saya menembus ke dalamnya dengan suka cita.
Imam Muslim meriwayatkan pernyataan dari Nabi Muhammad salallahu'alaihi wa sallam: "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."
----
Dicky Armando, S.E.-Pontianak
IG: @dicky_armando111
Email: dickyarmado111@gmail.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI