Mohon tunggu...
arkaan daffa
arkaan daffa Mohon Tunggu... Seniman - Ada

Pelajar dengan segala keingintahuannya tentang sejarah, budaya, dan bahasa dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Review Buku 'Ibunda' Karya Maxim Gorky Yang Dianggap Sebagai Karya Sastra Genre Realisme Sosialis Pertama di Dunia

26 November 2020   00:25 Diperbarui: 26 November 2020   12:20 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mother" is loosely based on events on the eve of the revolution of 1905. Pelagueya is the long-suffering “mother” of the title. Her son Pavel, having learned to read, becomes a devout comrade of revolutionary socialism, spreading it among the factory workers of his village. Pelagueya had been living a miserable and unconscious life, symbolic to Gorki of the oppressed and uneducated proletariat, but her son's socialist awakening transforms both of their lives as their rented working-class hovel becomes a buzzing center of revolutionary activity". – Vladimir Lenin.

"Ibunda" secara terang didasarkan pada peristiwa-peristiwa menjelang revolusi tahun 1905. Pelageya adalah "ibu" yang merupakan gelar yang sudah lama merasakan penderitaan di tanah Rysua. Putranya, Pavel, setelah belajar membaca, menjadi kawan sosialisme revolusioner yang sungguh - sungguh, menyebarkannya ideologinya di antara para pekerja pabrik di desanya. Pelageya telah menjalani kehidupan yang sengsara dan tidak akan pernah sadar akan hal itu, yang juga merupakan simbol bagi Gorki dari para proletariat yang tertindas dan tidak berpendidikan, tetapi kebangkitan sosialis yang dibawa putranya mengubah kedua kehidupan mereka ketika gubuk kelas pekerja sewaan, mereka ubah menjadi pusat kegiatan revolusioner yang ramai". - Vladimir Lenin.

Dari kutipan diatas yang disampaikan oleh Lenin. Ia setuju bahwa karakter Pavel yang digambarkan oleh seorang Gorky merupakan ciri dari seorang proletariat yang memiliki jiwa revolusi dan idealism tinggi untuk menentang kepemilikan modal secara privat dan juga menentang akan perbedaan kelas yang terjadi pada Rusia pada abad 20 awal.

Anti kelas

Pada keseluruhan novel ibunda , kita bisa melihat posisi para borjouis sebagai musuh atau antagonis utama. Tentu hal ini tidak terlepas dari sang penulis yang merupakan bagian dari pro revolusioner & juga menganut paham sosialis. Para pemilik modal digambarkan sebagai orang yang rakus, tamak , dan tidak memperdulikan para pekerja yang berkerja menggunakan alat & modal yang disediakan oleh para kapital. Selain itu juga patut kita perhatikan bahwa inti dari idelogi yang dicanangkan oleh Marx – Engels ialah menciptakan dunia tanpa kelas. Tidak ada Proletar dan tidak ada Borjuis. Semua rata dan sama. Semua juga berhak atas semua kekayaan dan modal yang mereka miliki. Berikut beberapa kutipan tentang Borjuis pada novel ibunda :

“For us there are only comrades and foes. All the workingmen are our comrades; all the rich, all the authorities are our foes. When you see how numerous we workingmen are, how tremendous the power of the spirit in us, then your heart is seized with such joy, such happiness, such a great holiday sings in your bosom! And, mother, the Frenchman and the German feel the same way when they look upon life, and the Italian also.”(243).

“Hanya ada 2 istilah bagi kami, yaitu kawan dan musuh. Semua pekerja adalah kawan kami; semua orang kaya, semua penguasa adalah musuh kami. Ketika Anda melihat betapa banyaknya kita pekerja, betapa luar biasa kekuatan roh di dalam kita, maka hati Anda dirasuki oleh sukacita yang begitu besar, kebahagiaan yang begitu besar, liburan yang begitu indah menyanyi di dada Anda! Dan, ibu, orang Prancis dan Jerman merasakan hal yang sama ketika mereka memandang kehidupan, dan juga orang Italia.”(243).

Dikutipan diatas bisa kita lihat bahwa menurut pavel , musuh para pekerja ialah para petinggi – petinggi kekaisaran dan juga orang – orang kaya. Dikarenakan mereka lah yang sering menindas para proletar. Terdapat pula kutipan yang berbunyi :

“and the poor. People dress differently and speak differently; but look at the rich Frenchman, therich German, or the rich Englishman, you’ll see that they are all Tartars in the way they treat their workingman–a plague on them!”.

“Dan si miskin. Di Dunia ini orang berpakaian berbeda dan berbicara secara berbeda; tetapi lihatlah orang Prancis yang kaya, Orang Jerman yang kaya, atau orang Inggris yang kaya, Anda akan melihat bahwa mereka semua adalah orang-orang Tartar dalam cara mereka memperlakukan para pekerja mereka — sebuah wabah bagi para pekerja di Dunia!”.

Dikutipan tersebut pula kita bisa menyimpulkan bahwa bagi Pavel, manusia tidak dibagi atas ras. Tapi kelas Sosial. Di dunia hanya ada 2 tipe manusia. Yaitu pekerja dan orang – orang kaya. Pada kutipan tersebut juga bisa ditafsirkan bahwa tidak ada bedanya orang – orang kaya diseluruh dunia , mereka semua sama. Mereka hanya bisa menindas para pekerja di masing masing negaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun