Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kejutan di Malam Tahun Baru

30 Desember 2015   23:37 Diperbarui: 31 Desember 2015   07:17 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di hari terakhir jelang tahun baru, kantor Mey masih beroperasi untuk melayani pelanggan meski hanya setengah hari, dan setelah itu Mey boleh kembali ke rumah menemani mama yang sedang sibuk menyambut kepulangan koko Jo.

Tidak banyak aktivitas yang dilakukan Mey di rumah selain membuka media sosial sambil menikmati secangkir kopi dan pisang goreng buatan mama.

“Resolusi tahun baru, apa ya resolusiku tahun depan?” tanya Mey dalam hati saat memperhatikan halaman fesbuk yang dipenuhi status bertemakan resolusi tahun baru.

“Tahun lalu, resolusiku punya pacar yang ganteng, baik dan pengertian, tapi jangankan ganteng, baik hati dan pengertian, mau dipedekatein aja gak ada waktu hiks.” gumam Mey lagi.

“Mey, coba hubungi koko Jo, sudah sampai mana, katanya pesawat jam tiga, jadi seharusnya jam segini sudah mendarat khan ya?” tanpa disadari Mey, mama sudah berdiri dihadapannya

“Iya Ma.” Jawab Mey sambil segera mengalihkan layar ponselnya dari halaman fesbuk menuju telp.


Sekali, dua kali hingga ketiga kali, nomor telepn yang dituju Mey tidak dapat dihubungi.

“Gak aktif Ma, mungkin pesawatnya delay, jadi belum mendarat.”

--

‘ting.. tong.’

Suara bel membawa Mey berlari ke depan untuk melihat siapa yang datang, dan sesuai dugaan di depan pagar Jo sudah tersenyum manis saat melihat Mey.

“Ma.. ma.. koko Jo pulang.. “ teriak Mey seraya mengambil kunci pagar.

Mama yang sedari tadi sibuk dengan adonan roti untuk sarapan besok, segera mencuci tangan dan melangkah cepat menuju depan rumah. Namun, belum lagi tiba di depan pintu, langkah mama terhenti dan raut wajahnya mulai berubah.

“Mama…. “ seru Jo melangkah kea rah mama dan segera memeluknya.

“Mama sehat khan..” bisik Jo

“Iya sehat.. itu siapa Jo.” Jawab mama dengan suara perlahan.

Pertanyaan mama sontak mengingatkan Jo bahwa kepulangannya hari ini tidak sendiri, hingga buru-buru dilepaskannya pelukan dan mengajak teman perjalanannya menghampiri mama.

“Ini Nindy Ma, anak atasan Jo. Nin, ini mamaku, sesuai khan dengan ceritaku selama ini?” ujar Jo dengan rasa bangga.

Mama menyambut uluran tangan Nindy dan mempersilahkannya untuk duduk.

“Mey, kok malah diem aja, ayo ambilin minum dan temani Nindy dulu ya, ada yang mama mau bicarakan dengan kokomu ini.”

Belum sempat Mey menjawab, mama sudah menggandeng Jo masuk ke dalam.

--
“Siapa Nindy Jo? Pacarmu? kamu yang menghamilinya?” tanpa memberi kesempatan Jo untuk duduk mama langsung membrondong Jo dengan sejumlah pertanyaan

“Mama tahu Nindy hamil?” Jo bertanya heran

“Tentu Jo, mama bisa membedakan , apalagi perawakan Nindy tidak gemuk.”

“Sini ma, mama duduk dulu, Jo ceritain sambil duduk, mama sabar dulu ya.” Jo menggiring mama ke kursi meja belakang dan berusaha menenangkannya.

Nindy seorang mahasiswi korban perkosaan, dan orang tuanya adalah atasan Jo di perusahaan baru tempat Jo bekerja, oleh karenanya Jo tahu betul bagaimana upaya yang dilakukan orang tua Nindy untuk memulihkan kondisi mental anaknya. Namun malang tidak cukup sampai disana, ternyata Nindy harus menanggung beban tambahan karena mengandung benih hasil perkosaan.

Pelaku perkosaan yang juga teman kampus Nindy mau bertanggung jawab untuk menikahi, namun Nindy menolak karena sangat mengetahui prilaku buruknya. Usulan aborsi dari beberapa kerabat ditolak Nindy dan orang tua Nindy, karena bagi mereka apapun kasusnya aborsi sama dengan menghilangkan sebuah nyawa.

“Atas dasar itu ma, Jo memberanikan diri menawarkan Nindy untuk tinggal di rumah bersama mama, sampai bayi dalam kandungan lahir dan Nindy bisa melanjutkan kuliah lagi, karena Jo tahu mama setiap hari kesepian sejak Mey sibuk kerja.”

“Tapi Jo, kenapa kamu gak izin mama dulu?”

“Maafin Jo, Ma. Keputusan untuk ikut kesini, baru diberikan Nindy tadi pagi dan beruntung masih dapat tiket untuk hari ini walau harganya selangit.”

Mendengar penjelasan Jo mama kembali tersenyum lega, dan seraya menepuk-nepuk bahu Jo, berkata “Mama senang, kamu tetap Jo anak mama.”

--

‘ting tong’

Usai makan malam, bel rumah kembali berbunyi. Karena melihat Mey sedang sibuk mencuci piring bekas makan malam, sedangkan Jo sedang mengantar serta membawa barang-barang Nindy ke kamar, mama berjalan ke arah pintu untuk melihat siapa tamu yang datang di malam tahun baru.

DIlihatnya seorang laki-laki berdiri di depan pagar, karena tidak terlihat jelas siapa yang datang, mama melangkah keluar pintu dan menghampiri.

“Selamat malam, Tante.”

“Selamat malam.”

“Saya Fernando Tante, atasan Mey di kantor.”

“Ohh.. atasan Mey, sebentar ya tante ambil kunci dulu.” seraya berbalik ke dalam rumah untuk mengambil kunci

“Jadi ini bos rese yang selalu disebut Mey hihihihi.” mama tertawa perlahan sambil menutup mulut.

--

“Apa ma? Bos? Gak salah? Mana mungkin doi datang malam-malam gini.” Seru Mey tidak percaya saat mama datang menghampiri dan memberitahu tentang kedatangan Fernando.

“Ssstttttt…. Jangan keras-keras, udah ada diruang tamu orangnya, sana temui.”

Masih dengan rasa tidak percaya Mey beranjak menuju ruang tamu menemui Fernando

“Malam Pak..”

“Malam Mey, ada rencana keluar melewati malam tahun baru ini?”

“Gak ada Pak.”

“Kebetulan kalau gitu, saya mau ajak kamu lihat acara pergantian tahun, tempatnya gak jauh dari sini, mau?”

“Tapi Pak?”

“Tapi apa Mey, kamu suka banget pake tapi, izin mama dulu sana, kalau boleh kita berangkat dan pulang saya antar.”

“Ok Pak, saya tanya mama dulu ya.”

Tidak sampai lima belas menit Mey sudah kembali dengan pakaian yang sudah diganti.

“Ayo Pak, mama izinin kok.”

“Mana mama kamu, masa gak pamit?”

“Oh iya..” Mey berbalik sambil tertawa.

Setelah mendapat izin mama, keduanya keluar menuju mobil Fernando, yang terparkir agak jauh dari rumah karena banyaknya mobil tamu tetangga sekitar rumah Mey. Ada rasa berbunga-bunga yang meliputi hati Mey karena tidak menyangka kalau malam ini akan dikunjungi bahkan diajak menikmati pergantian tahun oleh Fernando.

Namun, saat semakin dekat tujuan, langkah Mey mulai melambat, hatinya bertanya-tanya, saat mengetahui ternyata mobil Fernando masih dalam keadaan menyala dan didalamnya ada seorang anak kecil serta seorang perempuan berbaju putih.

---

sumber gambar : wallpaperscraft.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun