"Beh, tadi dikasih duit ya sama bule tadi?" tanya ramah membuat keduanya bimbang menjawab. Â Pada sisi lain keduanya was-was jikalau sekuriti minta jatah.
"Beh, tahu kagak dia itu siapa?" tanya sekuriti itu lagi. Jawabannya hanya gelengan kepala.
"Richie Sambora. Tuh beh nah. nah itu bule udah mau berangkat ke bandara," jelasnya  sambil menunjuk mobil Van biru langit yang bergerak perlahan keluar area hotel.
"Richie Sambora gitaris Bon Jovi?" tanya Risky Lennon dengan mata terbelalak.
"Masa Saya bohong Beh. Â Ada konferensi musik internasional di SPP. Richie Bon Jovi narasumbernya. Udah ya Beh, tuh mau keluar," jawab sekuriti muda sambil turun ke jalan raya untuk mengamankan Van biru langit yang sudah berada persis depan gerbang keluar hotel.
"Richie! Richie! Thank You! We love You!" teriak histeris kedua pengamen tadi sambil berlari-lari kecil mendekati Van yang sudah masuk ke Jalan Raya Thamrin.
Mobil Van tak mengurangi kecepatannya, tapi kaca jendela penumpang turun perlahan. Tampak lelaki renta tersenyum sumringah sambil mengacungkan jempol kepada duo pengamen. Dari senyum dan tatapannya menggambarkan mengekspresikan kebahagiaannya karena karya-karya legendarisnya  dihargai dan dimainkan dengan baik oleh bangsa lain. Bangsa dan kaum terjajah yang dituding oleh Barat tak memiliki 'sense of the art' serta tak mampu berprestasi.
"Never say goodbye.... Never say goodbye...."
Batavia, 3 Syaban 1443 H/6 Maret 2022M
Dipersembahkan untuk Kiky, Econ, Anton dan Andri (Cyclone Band)
Magista Studio Jakarta