Tiga jam non stop mata kuliah "singkat" tentang kopi masih terekam kuat di kepala ini. Sensasi manis dan pahit sangat kontras, sehingga akan mudah diingat jika telah merasakannya.
Kopi jenis arabika mendominasi pangsa pasar kopi di dunia. Disusul dengan kopi jenis robusta.
Tanaman kopi arabika tumbuh baik di iklim sub-tropis dan dataran tinggi, serta membutuhkan perawatan yang lebih intensif dan mahal.
Sedangkan tanaman kopi robusta lebih tahan terhadap hama dan kondisi cuaca yang tidak ideal. Sehingga mudah ditanam dan lebih murah biaya perawatannya.
Kopi arabika disukai karena memiliki cita rasa yang kompleks. Jika anda penyuka kopi jenis arabika tentunya sudah terbiasa dengan sensasi rasa lembut, manis, asam dan lainnya, tergantung dari Single Origin atau tempat asal tumbuhnya.
Setelah mendapatkan teori singkat tentang kopi. Dengan Espresso machine, satu persatu dari kami membuat kopi. Setelah itu, kami meneguk kopi arabika dan robusta yang ada di meja. Saya pun berusaha mencatat sensasi rasa kopi tanpa gula yang telah saya teguk.
Keheningan melanda ruangan kelas. Mengecap rasa pahit dalam kurun waktu yang cukup lama bukanlah hal yang mudah. Apalagi kewajiban untuk mencatat setiap rasa yang dihasilkan oleh kopi arabika dan robusta.Â
Lega rasanya setelah menyelesaikan kuliah tentang kopi selama tiga jam ini. Saya dan teman-teman dari Australia pun pulang dengan membawa kepahitan di lidah kami masing-masing.Â
Cerita tentang kopi di negeri orang pun berlanjut. Kali ini berkaitan dengan pekerjaan. Saya tentunya sangat senang ketika bisa mendapatkan pekerjaan part time atau paruh waktu, apalagi di negeri orang.
Pagi hari sebelum kuliah, beberapa hari dalam seminggu saya bekerja di Hobart Mid City Hotel. Bekerja sebagai Room Service Attendant. Tugas utama saya adalah menyiapkan dan mengantar pesanan breakfast ke kamar tamu.
Sebagai Room Service Attendant, saya tetap berhubungan dengan kopi ketika ada tamu yang memesan kopi.Â