Mohon tunggu...
Aris Hartono
Aris Hartono Mohon Tunggu... -

Penikmat Literasi - Kesejukan rohani seakan tumbuh bersamaan dengan cerita panjang yang disajikan dalam perpaduan kata bak sastra indah pengisi qolbu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jalanan

25 Maret 2016   07:17 Diperbarui: 25 Maret 2016   09:00 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

Dahulu kau jadi saksi bisu perjuangan
Tak jarang pula mendengungkan pembangkangan
Merekam setiap peluru yang dihamburkan
Hingga mengabarkan pesan pembangunan

Kini cerita itu hanya dongeng belaka
Engkau tak ubahnya warung waralaba
Konser, iring - iringan pejabat, hingga pawai busana
Jadi panggung tontonan rakyat jelata

Negeri ini penuh dengan sandiwara
Ekonomi hanya dipegang para penguasa
Rakyat dibiarkan hidup sengsara
Terkatung - katung mengemis dijalanan

Saatnya merebut kembali kejayaan
Menyatakan sikap melawan ketidakadilan
Meneguhkan tekad menegakan kedaulatan
Berjuang atas nama rakyat mencapai kemakmuran

Yogyajarta, 24 Maret 2016
Aktivis Jalanan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun