Mohon tunggu...
AI
AI Mohon Tunggu... Penulis

Aku suka membaca, menulis, dan menyanyi. Membaca memberiku banyak perspektif baru, menulis membantuku menuangkan isi pikiran, dan menyanyi adalah impian yang ingin aku kejar. Tapi di balik itu, ada rasa ragu—apakah aku cukup baik? Apakah impianku realistis? Aku sadar bahwa overthinking hanya membuang energi. Aku mulai fokus pada perkembangan diri, belajar dari setiap proses, dan mencoba menikmati perjalanan tanpa terlalu membandingkan diri dengan orang lain. Mungkin kita tidak selalu yakin dengan langkah yang diambil, tapi selama terus bergerak, pasti ada sesuatu yang bisa kita pelajari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kota tanpa Waktu

4 April 2025   12:40 Diperbarui: 4 April 2025   12:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bayangannya sendiri bergerak... tapi anehnya, dia nggak ikut gerak.

Dan tiba-tiba...

Dunia berubah.

Rumah-rumah di desanya perlahan menghilang, suara orang-orang memudar, dan seketika itu juga, Yuan ikut lenyap.

Dan kota yang dia kenal... menjadi kota tanpa waktu.

The End (atau... malah baru mulai?)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun