Mohon tunggu...
Arina Luthfiana
Arina Luthfiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sebuah Langkah untuk Merintis Usaha

20 Maret 2021   17:38 Diperbarui: 20 Maret 2021   17:40 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak dapat dipungkiri bahwa selama setahun terakhir banyak terjadi peralihan profesi karena kondisi yang tak pasti. Hal ini mendasari beberapa orang untuk membuka jalan usaha sendiri karena lapangan kerja yang ditutup secara paksa. 

Sebagian besar orang yang selama ini 'bergantung' dengan perusahaan memiliki presepsi yang berbeda dengan masyarakat yang memang sedari dulu menjadi wiraswasta. 

Dalam arti, ada beberapa kesalahan yang orang-orang ini lakukan saat merintis usaha sendiri. Jika kamu salah satu orang yang ingin membuka usaha pribadi, berikut hal yang harus kamu amati.

1. Kenali minat dan bidangmu

Mengikuti permintaan pasar memanglah penting, namun jika dalam prosesnya tak diiringi kemampuan yang mumpuni karena itu 'bukan bidangmu', sebaiknya hentikan dulu. Pastikan usaha yang kamu jalankan adalah sesuatu yang memang kamu minati. 

Paling tidak, kamu pernah melakukannya sekali. Misalnya kamu ingin memproduksi masker karena situasi pandemi, padahal pekerjaan yang kamu lakukan sebelumnya berada di bidang kuliner. 

Mustahil bagimu untuk langsung banting setir dan melakukan apa yang bukan keahlianmu. Alih-alih mendapat pembeli, justru kesulitan baru yang akan kamu hadapi. Karena dirimu harus mengenal komponen baru yang belum pernah ditemui. Tiap proses yang dijalani karena terpaksa akan menyebabkan dirimu mudah lelah dan less productive.

2. Tentukan pasar/target

Menentukan target bisa dibilang gampang-gampang susah. Bila menargetkan anak muda untuk menjadi pasar, kamu harus membuat produk yang mereka sukai dan ingin mereka beli. Anak muda/usia remaja menyukai sesuatu yang fresh dan 'dapat dipublikasikan'. 

Berdasarkan pengamatan pribadi, mereka mudah memposting sesuatu yang unik di media sosial dengan label 'Racun' atau barang yang wajib dibeli. Secara tak langsung itu menjadi promosi gratis untuk usahamu. 

Begitu pula jika menargetkan kalangan dewasa sebagai pasar, jadilah problem solver atau pemecah masalah mereka. Kamu juga dapat membuat anak-anak menjadi target pasar bila keahlianmu sesuai dengan minat mereka.

3. Buat produk yang berinovasi

Semua orang akan berpikir bila poin yang satu ini terdengar sulit. Dan ya, memang sulit. Berpikir kreatif dalam menciptakan produk yang diminati pasar memang bukan suatu hal yang mudah. Dibutuhkan kepiawaian dalam membaca tren untuk memproduksi barang yang 'anti-mainstream'. 

Memasukkan ide kreatif dalam produk buatanmu tak perlu yang muluk. Contohnya masker kain, jika sebelumnya cuma menjadi pelindung masyarakat di tengah pandemi, bisa kamu inovasikan menjadi fashion item dengan menawarkan berbagai warna dan hiasan agar tidak monoton. 

Beri penawaran menarik seperti custom hiasan bordir pada maskernya. Tunjukkan satu kelebihan yang belum umum di masyarakat. Kamu bisa menambah atau mengganti suatu komponen produk dengan idemu sendiri.

4. Packaging yang Menarik

Kemasan/packaging merupakan salah satu alasan orang untuk mau membayar produk buatanmu. Keinginan mereka untuk membeli akan meningkat bila melihat sesuatu yang menarik atensi. Mengemas tidak hanya melindungi produkmu dari debu dan menjaganya tetap bersih. 

Namun juga menambah estetika dan keindahan yang akan menarik minat seseorang. Menggunakan kemasan yang unik adalah poin plus karena sekali lagi, orang-orang suka mempublikasikan sesuatu yang indah. Termasuk produk buatanmu. Inspirasi kemasan bisa kamu temukan di berbagai platform online yang punya banyak bentuk dan variasi.

5. Promosi

Sebelum memasarkan produk yang siap jual, kamu harus lakukan proses promosi agar mereka tahu bila kamu telah 'menciptakan' sesuatu. Produkmu harus dikenal publik untuk mengalihkan konsen mereka dan tertarik untuk membeli. Lakukan promosi di platform online maupun offline (bila memungkinkan). 

Jika kamu merintis usaha dengan modal kecil, promosi bisa kamu sebarkan di platform online untuk menjangkau segala pasar. Sertakan rincian produk dengan jelas agar mereka tak malas untuk membeli. 

Sebab terkadang beberapa penjual hanya akan memposting gambar tanpa keterangan hingga menimbulkan pertanyaan seperti harga, spesifikasi, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa calon pembelimu adalah orang-orang yang sibuk. Mereka akan pergi jika kamu terkesan 'ogah-ogahan' dalam berpromosi.

Setelah membaca poin di atas, merintis usaha memang akan terdengar merepotkan, tak menjanjikan pula. Banyak juga tantangan yang harus dihadapi setelahnya. Namun bila kamu mau mencoba tanpa takut akan hasil akhir, segalanya pasti akan terasa lebih mudah. Jalani dulu tiap prosesnya, dan pasti akan selesai. Semoga beruntung and stay healthy everyone!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun