Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Elegi untuk Penegak Keadilan

15 Mei 2024   10:02 Diperbarui: 15 Mei 2024   10:08 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel kolaboratif - II.OI/dok. pri

Ketika ketidakadilan tak bisa dihadirkan, kejahatan hadir menguasai kehidupan. Tidak hanya di kota, terkadang kejahatan pun menguasai pilar-pilar sebuah negara.

Kisah-kisah menegangkan terkadang tercipta dalam setiap rangkaian cerita. Ada kejahatan yang terus menguasai kota dan ada pahlawan yang muncul tiba-tiba. Rangkaian peristiwa selalu terungkap dan memunculkan penjahat atau pahlawan baru kehidupan. Kehidupan seolah bergulir untuk menentukan pilihan. 

Novel kolaboratif karya siswa kelas XI.1 Kolese Kanisius berjudul II.OI ini mencoba mengisahkan jejak-jejak kepahlawanan yang muncul di sekitar masyarakat kita atau jejak kebaikan yang mungkin saja masih bisa kita nikmati.  Masyarakat yang selalu siaga, aparat yang selalu berjaga, seolah tidak memberikan ruang untuk kejahatan itu menguasai sebuah kehidupan. Kisah yang mungkin saja terjadi dan terus terjadi di sekitar kita tanpa kenal kompromi. Kita terkadang menikmatinya sebagai sandiwara kehidupan. 

Kisah penjahat misterius itu mengungkapkan asal-usul yang gelap, membawa kita pada sebuah perjalanan yang menegangkan melintasi kota yang dilanda kekacauan dan ketidakpastian. (hlm. 7)

Peristiwa demi peristiwa dalam jalinan  kejahatan mengular dan menguasai kehidupan adalah sebuah rangkaian kisah yang selalu terjalin dalam setiap bab novel ini. Ada peristiwa kejahatan yang terjadi di lembaga negara, kerusuhan yang melanda sebuah bank, dan situasi kota-kota yang terkendali, termasuk situasi Kota Jakarta.  Setiap peristiwa selalu memunculkan aparat untuk membela dan mempertahankan kota. Pejuang dan pahlawan baru lahir mengisi kekosongan waktu berlalu. 

Kisah tentang detektif, aparat penjaga keadilan, ketertiban memang tampak jelas tergambar dalam setiap bagian novel. Namun, sayang deskripsi yang masih terasa dangkal memecah imajinasi dan realitas. Pada akhirnya, cerita ini hanya terjebak pada tokoh detektif Elan.
Meski setiap bagian cerita menyajikan narasi-narasi yang mendalam, tetapi dialog-dialog yang seharusnya menguatkan setiap bagian cerita belum cukup kuat terekam dan dimanfaatkan setiap penulis. Beruntung begitu banyak bagian cerita yang meninggalkan teta-teki yang menuntut setiap pembaca mereka ulang setiap peristiwa.

Detektif Elan mendengarkan dengan saksama, mencatat setiap detail yang disampaikan oleh petugas polisi. Lokasi baru ini bisa menjadi titik awal yang penting dalam memecahkan teka-teki yang selama ini membingungkannya. (hlm. 62)

Novel detektif yang mengisahkan tentang pemberantasan kejahatan yang melanda sebuah kota ini memang tidak kalah dengan cerita-cerita detektif lainnya. Rangkaian kata demi kata, kalimat demi kalimat dan paragraf demi paragraf memang menyajikan pilihan kata yang pas khas anak muda. Gulir cerita runtut dipenuhi permainan kata yang membangkitkan gairah untuk terus membaca. Kisah perjuangan detektif dalam memecahkan berbagai persoalan tidak lagi hanya terhenti hanya untuk membumihanguskan kejahatan. 

Menikmati novel detektif memang selalu menyajikan teka-teki yang tak kunjung selesai. Setiap bagian cerita seolah memang diciptakan untuk membuat pembaca bertanya-tanya, keraguan muncul dan tak puas dengan alur yang mengalir tanpa batas. Apalagi di tengah gairah menulis, gaya anak muda begitu kentara ditampilkan dalam segala keindahan bentuk cerita. Setiap kata dirangkai menjadi makna dan cerita. Terkadang masih muncul kesalahan tulis yang sedikit mengganggu dan membangkitkan tanda tanya, Namun, kehadiran novel detektif ini seolah membangkitkan kembali lahirnya novel-novel detektif yang mati suri dan terkubur mati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun