Mohon tunggu...
Ari Indarto
Ari Indarto Mohon Tunggu... Guru - Guru Kolese

Peristiwa | Cerita | Makna

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita di Ujung Senja: Pohon Mangga

1 Mei 2023   21:02 Diperbarui: 1 Mei 2023   21:03 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita di Ujung Senja (Dokpri)

Cerita di Ujung Senja

Rekaman peristiwa 1 Mei 2020

Satu Mei adalah hari libur. Biasanya berita-berita bertaburan tentang demo dan tuntutan buruh yang tak pernah selesai. Kesejahteraan diperjuangkan dan terus diperjuangkan. Tetapi hari ini, berita-berita itu seperti tenggelam dalam sebuah lubang yang paling dalam disembunyikan sang virus yang menenggelamkan segala impian. 

Di depan rumah, sebuah pohon bambu tumbuh. Tidak terlalu besar tetapi pohon mangga itu seperti menampakkan keperkasaan. Gagah laksana tentara perang. Ya, pohon mangga itu tetap kokoh berdiri meski manusia-manusia tetap tersembunyi dalam rumah-rumah petak yang membosankan. 

Pohon mangga itu begitu mengingatkan akan kenangan saat itu. Di sekolah itu, di samping sebuah kelas, tumbuh pohon mangga. Mangga itu sering berbuah, dan sering juga diserbu puluhan anak sekolah untuk dinikmati di kala istirahat. Sekolah itu memang banyak tanaman buah, tetapi pohon di samping kelas itu benar-benar menjadi idola. Setiap saat, pohon itu selalu berbuah dan selalu menjadi incaran anak-anak sekolah. 

Di sanalah, kami bertiga biasanya duduk dan mengerjakan PR dikala selesai pelajaran. Di bawah pohon mangga itu, biasanya kami bertiga sebagai sahabat bertemu dan berbagi cerita. Pohon mangga itu menjadi kenangan yang tak terlupa, sampai saat ini, ketika pandemi terus menghajar kami. 

Ingatan akan pohon mangga terus menusuk ruang-ruang ingatan yang mencoba melupakan, tetapi selalu urung. Pohon mangga itu adalah sebuah kesetiaan yang tak kan pernah hilang walau sesaat. 

Pohon Mangga

Pada sebuah kata
Kumaknai dusta
Pada sebuah makna
Kudustai kata

Pada sebuah cinta
Kulukai hati
Pad sebuah luka
Kumaknai cinta

Pada sebuah rindu
Kupendam rasa
pada sebuah rasa
Kukenang dia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun