Kesimpulan
Memperhatikan pesisir selatan Jawa setidaknya ada dua hal yang patut dicatat di sini, pertama; kondisi geografis yang “tertutup” namun memiliki potensi besar dalam sumber daya kelautan; dan kedua, mengenai tingginya etos kerja masyarakat nelayan yang merupakan modal untuk mambangun budaya maritim yang tangguh. Namun pemerintah juga harus memperhatikan dua hal yakni pertama; Perlu dibuat kebijakan untuk membangun daerah “selatan-selatan” yang didukung dengan sarana transportasi cepat sehingga memperlancar perdagangan yang berbasis budaya maritim masyarakat pesisir, kedua; Besarnya potensi yang menarik dikunjungi di daerah pesisir selatan Jawa maka suatu kebijakan di bidang pariwisata dapat menjadi andalan bagi kesejahteraan masyarakat wilayah selatan Jawa. Sehingga kejayaan maritim dari bawah angin di Selatan ke atas angin di Utara dapat di kembalikan dan bahkan mampu mecapai kejayaan yang melebehi nenek moyang kita terdahulu. Kita bisa bayangkan apabila semua itu dapat terealisasi maka impian untuk menjadi poros maritim dunia bukan hanya sebuah impian tapi akan menjadi sebuah kenyataan.
Daftar Pustaka
Atmodjo, S. M., 1990. “Menelusuri Sejarah Cikal Bakal Hari Jadi Cilacap Berdasarkan Prasasti Kuno” Saresehan Cilacap, 20 Maret.
Bappenas RI, 1975.Studi Pembangunan Cilacap (Cilacap Development Study) Ringkasan Inti dan Background Report
Informasi Pariwisata Nusantara, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2005.
Laksda TNI (P) Purnomo, Y., 2014. “Perlu Revolusi Laut untuk Wujudkan Budaya Maritim”, 25 Agustus.
Mulyana, A., 2005. “Melintasi Pegunungan, Pedataran Hingga Rawa-Rawa: Pembangunan Jalan Kereta Api di Priangan 1878-1924”, disertasi tidak diterbitkan, Program Pascasarjan UI.
Toer, P., 2002. “Arus Balik: Sebuah Epos Pasca Kejayaan Nusantara di awal abad 16, Hista Mitra”.
Zuhdi, S., 2001. Cilacap 1830-1842 Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa, Jakarta, Penerbit KPG.