Mohon tunggu...
Arif Saefudin
Arif Saefudin Mohon Tunggu... Guru - Owner/Blogger di www.arifsae.com

Guru CLC Terusan 2 di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia || Owner/Blogger di www.arifsae.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

DARI BAWAH ANGIN MENUJU ATAS ANGIN : MENUJU POROS MARITIM DUNIA

13 November 2013   14:26 Diperbarui: 2 Juli 2015   09:56 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apalagi dengan pembukaan kereta api Darwin ke Sydney (2005) merupakan peluang yang besar bagi pelabuhan Cilacap untuk mendukung perdagangan Indonesia dengan Australia. Dengan pendekatan negara maritim yang berpandangan bahwa laut merupakan sistem integratif dan memandang laut selatan sebagai halaman depan juga, maka Cilacap kembali dapat berperan penting sebagai pelabuhan samudera.

 

Cilacap sebagai “Refleksi Historis”

Dalam sejarahnya peran kota pelabuhan ini menggerakkan berbagai potensi daerah dan membentuk pertumbuhan wilayah sekitarnya (catchment area). Dalam periode lebih dari satu abad (1840-1942) sebagai dampak dari kegiatan kota pelabuhan cilacap telah terbentuk suatu wilayah yang tumbuh dan berkembang yang terdiri atas Priangan Timur, Banyumas, Kedu, dan wilayah kerajaan (Vorstenlanden : Yogya-Solo). Dalam kajian Bappenas tahun 1975 wilayah itu disebut sebagai koridor Bandung-Solo (Bappenas RI, 1975).

Peningkatan volume ekspor Pelabuhan Cilacap semakin bertambah setelah eksploitasi kereta api dari Yogyakarata-Cilacap pada tahun 1888.       Jalur yang di lalui merupakan daerah pedalaman yang subur dengan hasil pertanian dan perkebunan melimpah. Dengan demikian pelabuhan Cilacap ketika itu merupakan satu dari empat pelabuhan utama di Jawa yang dikembangkan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah Batavia, Surabaya, dan Semarang ( Zuhdi, S., 2001).

Perluasan jaringan kereta api di Jawa Barat tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Pelabuhan Cilacap. Di awal abadke-20, pemerintah kolonial berencana membangun kereta api di bagian timur dan tenggara priangan. Tujuan jalur ini untuk mengembangka daeranh Priangan Timur dan Banyumas, dengan “ujung tombak” Pelabuhan Cilacap ( Mulyana, A., 2005).


Dengan semakin meluasnya jaringan transportasi yang menghubungkan pelabuhan cilacap ke berbagai arah di Jawa justru menjadi masalah. Angkutan barang kemudian lebih mudah dan cepat ke pelabuhan di pantai utara dari pada ke cilacap. Oleh karena persaingan ini Cilacap semakin merosot.

Cilacap Penggerak Wilayah Pesisir Selatan

Cilacap semula adalah sebuah desa bernama Donan, yang tumbuh dan berkembang menjadi kota terbesar di pantai selatan Jawa. Cilacap memiliki sejarah yang panjang dan menarik dikaji baik dari disiplin arkeologis maupun historis (Atmodjo, S. M., 1990).

Pesisir pantai selatan mempunyai banyak peninggalan sejarah yang memberikan bukti kejayaan pelabuhan samudera di pantai selatan ini. Seperti, Benteng pendem yang terletak di Cilacap selain itu juga kota pelabuhan ini menawarkan beberapa obyek wisata menarik yakni Nusa Kambangan, Wisata Wana Gunung Selok, Gunung Srandil (tempat untuk bersemedi), secara terpisah untuk wilayah pesisir Pengandaran terus ke barat, obyek wisata menarik dapat disebut beberapa lokasi di Parigi, Pananjung, Cijulang, sampai Cipatujah (Depbudpar, 2005). Itulah beberapa potensi wilayah pesisir selatan yang dapat digali dan dikembangkan lagi melalui sektor pariwisata.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun