Di tempat ini mereka tak mengenal batas usia. Pokok ada cew, ada lakinya jadi. Mau tua, mau muda, perawan kencur, jago kencur. Jalan saja. Yang penting hasrat tersalurkan, selesai! Dari kelakukan mereka inilah kadang membuat repot penghuni kolong jembatan dan gelandangan lainnya.
Begitu ada informasi tentang esek-esek di tempat itu, petugas PP datang kemudian mengobrak-abrik tempat itu. Walau ntar malamnya mereka perbaiki lagi. Sia-sia juga akhirmya.
Secara logika memang apa yang mereka lakukan ada baiknya. Walau tetap salah ya! Bayangkan jika jika napsu birahinya tidak terselur pasti akan lebih berbahaya lagi. Bisa saja akhirnya mereka menculik orang kemudian ramai-ramai memperkosanya. Atau tindak kejahatan lainnya.
Jauh di dasar nurani kita terdalam tentu ada rasa kasihan. Tapi perjalanan hidup tiap orang tidak sama. Ada yang jalannya lurus-lurus saja. Ada yang berliku-liku hingga jalan pulang. Ada juga yang dengan kemegahan dan kekuasaannya melakukan angkara murka.
Suatu ketika akan berakhir dengan cara yang sama. Kematian akan datang menjemput siapa saja yang bernyawa. Tak bisa dimajukan atau dimundurkan barang sedetik. Dan tak secuil barang pun barang atau kekasih tercinta pun yang akan mengiringi, baik gelandangan dan penghuni kolong jembatan, maupun mereka yang dikelilingi dengan kemegahan dan limpahan cinta dan kasih sayang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI