Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjelajah Sejarah dan Budaya dengan Tour de Masjid Pathok Negara

8 Juli 2016   23:59 Diperbarui: 9 Juli 2016   11:58 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Taqwa tampak megah dengan dominasi warna hijau di bangunan utamanya (dok. pribadi)

Hingga kegiatan renovasi yang dilakukan pada tahun 2002, Masjid Pathok Negara Dongkelan mengalami berbagai pembaruan pada bagian tembok, lantai, dan mustaka.

Masjid pathok negara Dongkelan (dok. pribadi)
Masjid pathok negara Dongkelan (dok. pribadi)
  • Masjid Taqwa Wonokromo

Penelusuran masjid-masjid bersejarah berikutnya saya arahkan ke selatan, menuju Masjid Taqwa yang terletak di Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Masjid Pathok Negara yang berada paling selatan di wilayah Kraton Ngayogyakarta ini jaraknya sekitar 9,7 km dari Masjid Dongkelan. 

Rute menuju Masjid At Taqwa dari Masjid Dongkelan diakses menggunakan jaringan 4G (googlemaps)
Rute menuju Masjid At Taqwa dari Masjid Dongkelan diakses menggunakan jaringan 4G (googlemaps)
Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 750 m2  ini didirikan oleh Kyai Mohamad Fakih, seorang ulama yang begitu dikagumi oleh Sultan Hamengkubuwana I hingga Sultan ingin belajar pengetahuan agama darinya. Namun tak disangka, Kyai Fakih menolak.

Sultan kemudian menyamar, hingga Kyai Fakih akhirnya mau menerimanya sebagai murid dan diajarkan mengenai ilmu-ilmu seputar dunia keislaman.

Konon, ide Sultan Hamengkubuwana I untuk menempatkan abdi dalem pada berbagai masjid bermula dari ajaran Kyai Fakih. Melalui penempatan abdi dalem dan ulama yang dianalogikan sebagai ‘pathok’ yang dipasang di empat penjuru mata angin yang mengelilingi wilayah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, penyebaran Islam akan semakin meluas dan posisi Kraton akan lebih aman.

Singkatnya, sebagai tanda terima kasih karena telah diajarkan berbagai pengetahuan, Kyai Fakih diberi tanah perdikan oleh Sultan. Tanah tersebut kemudian digunakan oleh keturunan Kyai Fakih sebagai pusat pengembangan ajaran Islam, terutama melalui pembangunan masjid.

Masjid Taqwa begitu kuat menyimpan catatan sejarah. Tak hanya untuk beribadah, Masjid Taqwa juga digunakan oleh gerilyawan untuk berkoordinasi dan mengatur strategi sebelum menggempur Belanda pada masa kolonial. Masjid Taqwa akhirnya dijadikan sebagai markas Kompi III Batalyon I Brigade 10 yang pimpinan Letda Komarudin. Para pahlawan yang gugur selama masa perjuangan dimakamkan di sisi barat masjid. 

Hingga saat ini, Masjid Taqwa masih kokoh berdiri dan menjadi salah satu masjid pathok negara yang terlihat megah. Dominasi warna hijau menjadi pemandangan utama pada dinding dan tiang masjid. Beberapa bagian masjid masih terawat dengan baik dan tampak masih mempertahankan nuansa klasiknya.

Masjid Taqwa tampak megah dengan dominasi warna hijau di bangunan utamanya (dok. pribadi)
Masjid Taqwa tampak megah dengan dominasi warna hijau di bangunan utamanya (dok. pribadi)
  • Masjid Ad-Darojat Babadan

Masjid berikutnya yang saya datangi adalah Masjid Ad-Darojat. Masjid pathok negara yang didirikan oleh Sultan HB I pada tahun 1774 ini terletak di Dusun Babadan Kauman, Kelurahan Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. Untuk menuju Masjid Ad Darojat, saya kembali membuka aplikasi google maps dan diketahui jaraknya sekitar 12 km dari Masjid At Taqwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun