Mohon tunggu...
Sherenina Saharani
Sherenina Saharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030097 ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

she likes doing new things, has lots of dreams, strong ambitions, and is someone who is always willing to learn.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Taylornomics" The Eras Tour: Gelombang Besar Ekosistem Ekonomi Negara

2 Maret 2024   21:52 Diperbarui: 2 Maret 2024   21:53 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
zsazsawmicki.pages.dev

Taylor Swift penyanyi yang berasal dari amerika yang telah berhasil mengangkat ekonomi Amerika Serikat dari risiko resesi melalui tur konsernya yang fenomenal, yaitu The Eras Tour. Swifties adalah panggilan bagi para penggemarnya, mereka menciptakan sebuah kegilaan dalam dunia music dan bahkan menjadikannya sebagai sebuah trend, swifties juga memberikan dorongan signifikan pada sektor ekonomi di seluruh negara. Dalam rangkaian konser the eras tour yang melibatkan 20 kota di AS, Swifties secara luar biasa memenuhi hotel, restoran, dan bar, menciptakan sebuah dinamika gelombang positif dalam ekosistem ekonomi lokal dan dukungan penuh terhadap ekonomi AS.

Penyanyi berusia 33 tahun ini tidak hanya mencetak rekor di industri musik dengan Eras Tour-nya, tetapi juga memiliki dampak besar pada perekonomian. Keuntungan dari konser ini kepada ekonomi global  mencapai  US$ 5 miliar Menurut perusahaan riset pasar QuestionPro. Suksesnya taylor tidak hanya dari penjualan tiket konser, tetapi juga dalam efek yang mencakup sektor pariwisata, konsumsi, dan bahkan kejadian geologis yang menakjubkan di setiap tempat yang ia datangi.

The eras tour ini adalah wujud dari  getaran metafora dan gempa harfiah, popularitas taylor menciptakan istilah baru, "Swiftnomics" atau "Taylornomics," yang digunakan untuk menandakan dan menjelaskan dampak luar biasa bintang pop dunia terhadap ekonomi dan sektor pariwisata lainnya di Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, muncul idiom baru "Taylornomics" menggambarkan fenomena di mana kehadiran Taylor Swift dapat membuat Swifties yang dengan antusias menghamburkan uang di kota tersebut. Eras Tour di Amerika Serikat, yang berlangsung dari Maret hingga Agustus 2023, mencatatkan pendapatan terbesar dalam sejarah konser, dengan total pendapatannya mencapai 1 triliun USD. Stadion dengan kapasitas 70,000 - 80,000 orang dipenuhi oleh swifties, penggemar baru, dan para turis yang ingin menonton konser dinegara  tersebut. Tentunya hal ini juga memberikan dampak yang besar bagi perekonomian lokal.

Pengaruh Taylor tidak hanya terbatas pada dunia music semata, tetapi juga merambah ke sektor makanan dan minuman. Pengusaha di sektor F&B menciptakan beberapa inovasi seperti donat dengan wajah Swift dan koktail yang dinamai oleh lagu-lagunya. Museum di Nashville bahkan membuka pameran kostum Swift yang sesuai dengan penampilannya, menarik perhatian pengunjung sebanyak 114,000 orang dan mencatatkan sejarah baru dalam 65 tahun mereka beroperasi.

Eras tour ini juga mendapatkan pengakuan dari dunia perhotelan dari Federal Reserve Bank of Philadelphia, yang menyebutkan peningkatan pendapatan hotel pada bulan Mei sebagai hasil dari Eras Tour. Ini mencerminkan efek berantai dari tour terhadap sektor pariwisata di berbagai kota di AS, seperti Philadelphia dan Chicago, yang mencetak rekor okupansi hotel dan pertumbuhan pariwisata.

Swifties yang dating ke konser tak hanya menghabiskan untuk tiket tetapi juga hal dalam berpakian dan merchandise, adanya gelang persahabatan yang tak terpisahkan menjadi budaya dalam pengalaman konser taylor swift.

Taylornomics kini bukan hanya sebuah istilah lokal, tetapi mendunia. Taylor juga akan melakukan Eras Tour akan melanjutkan ke Asia, Australia, Eropa, dan Amerika Selatan, Dengan demikian, Taylornomics tidak hanya menjadi gejala musiman, tetapi juga kekuatan ekonomi yang berkelanjutan.

Akhir akhir ini konser taylor di Singapura akan diadakans elama 6 hari berturut Meskipun awalnya hanya tiga hari, penambahan waktu pertunjukan menciptakan antusiasme lebih lanjut di kalangan penggemar di kawasan tersebut. Namun, hal ini juga menimbulkan kekecewaan di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, karena Taylor Swift tidak merencanakan kunjungan di negara-negara tersebut.

pt.wikipediaa.org
pt.wikipediaa.org

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan bahwa Indonesia perlu mengadopsi konsep "Swiftonomics" atau "Taylornomics" yang nantinya memberikan dampak ekonomi yang dihasilkan dari konser Taylor Swift. Pernyataan ini disampaikan melalui sebuah wawancara video yang diunggah di akun resmi Instagramnya @sandiuno pada tanggal 22 Februari 2024. Sandiaga juga menekankan perlunya mengikuti langkah Pemerintah Singapura dan Pemerintah Australia yang berhasil mengundang Taylor Swift, sehingga Indonesia dapat mendatangkan talor swift dan juga ikut merasakan dampak positif dari "Taylornomics" dalam industri pariwisata di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun