Pikiran positif
Sabtu dini hari (4/2/2023) saya mengutip buku QUANTUM IKHLAS karya Erbe Sentanu:
Zaman dahulu, para pakar Sumerian Assyrian menganggap manusia berpikir dan berperasaan menggunakan organ hati (liver). Lalu dibantah oleh Aristoteles: untuk berpikir dan berperasaan, manusia menggunakan jantung (heart). Masing2 punya pengikut. Istilah liver berkembang ke daerah Selatan (Asia), dan istilah heart ke daerah Utara (Eropa)
Yang terjadi kemudian, penduduk bumi selatan menyatakan perasaannya "hatiku senang" sambil menyentuh daerah hati/liver. Sementara di belahan utara jika bilang "I love you with all my heart" dengan menyentuh daerah jantung (Erbe Sentanu, QUANTUM IKHLAS)
Salam [ABH]
Selalu, di akhir tulisan saya kutip nama penulis dan judul bukunya. Lalu saya tutup dengan "Salam" sebagai ungkapan doa dan rasa hormat. Paling tidak saya sudah menaruh hormat!
Ternyata, ada salah seorang kawan memberi tanggapan tulisan di atas:
"Tapi yang belum saya temukan jawabnya hingga saat ini, mengapa kata "hati" disangkutpautkan dengan perasaan. "Hati saya sedih, hati saya hancur, dsb." Padahal kalau kita menilik hati kan tidak ada sangkut pautnya dengan perasaan."
"Saya tunggu jawabannya, mas. Karena banyak orang yang saya tanya belum bisa menjawabnya. Apa kaitan antara organ hati dengan perasaan. Tolong kalo menemukan dishare. Supaya tidak membagongkan banyak pihak."
Buku QUANTUM IHKLAS terdiri dari 236 halaman. Kutipan sebelum-sebelumnya kalau dirunut, sudah sampai bab enam halaman 121. Malam itu membahas tentang Perasaan Positif: Hati atau Jantung.