Setiap hari, terutama sesudah ibadah malam saya berusaha menyampaikan tulisan. Satu kalimat. Dua kalimat. Menjadi satu alinea atau lebih. Kebiasaan itu terbawa semenjak beberapa tahun silam.
Awalnya saya kirimkan untuk komunitas pemilik BlackBerry Messenger (BBM). Sekarang menyebar lewat WhatsApp (WA). Sebut saja: Kalam tengah malam
Kalau dihitung mundur sejak tahun 2008 tentu sudah ada ratusan tulisan. Singkat-singkat. Tak pernah lebih dari 5 (lima) alinea. Kalau lebih, biasanya saya beri catatan: bersambung.
Menulis tentang apa? Saya bukan pengkutbah. Pun bukan psikolog. Semua tulisan berdasarkan kutipan yang asalnya dari buku. Kadang kala ada pemikiran pribadi. Tapi sedikit sekali. Paling-paling sekali atau dua kali.
Buku-buku itu sebagian besar dibeli oleh istri. Dia hobi baca. Saya ikut-ikut saja. Dari ratusan koleksi, saya mencuplik kalimat yang memiliki arti bagus. Jadi, niatnya hanya sekadar berbagi. Syukur-syukur bisa memberi inspirasi.
Karena hanya berbagi makanya tidak mempunyai topik khusus. Mengalir. Apa adanya. Tak masalah jika pembaca 'kutipan' ada yang tidak berkenan.
Alhamdulillah. Banyak hikmah. Beberapa tokoh yang sering menjadi bahan kutipan, beberapa diantaranya saya sudah pernah mengunjungi petilasan mereka. Makam baginda Rasul Muhammad SAW di Madinah. Juga Abdullah Ibn Abbas di Thaif, Makkah.
Petilasan Nabi Musa, Imam Syafii, dan penyair Imam Busyiri di Mesir.
Makam Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Yakub, Nabi Yunus, Nabi Musa serta Rabi'ah al-Adawiyah ada di Palestina. Dan makam Jalaludin Rumi, di Turki.Â
Saya sering mengutip pendapat para aulia tersebut.