Mohon tunggu...
Sastra Kita
Sastra Kita Mohon Tunggu... Penulis - Seputar Seni dan Sastra

Penulis, Sastrawan, Penyair, dan Dramawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eka Kurniawan, Bagian yang Terbelah dari Sosok Pramoedya Ananta Toer

10 Oktober 2021   07:22 Diperbarui: 10 Oktober 2021   07:28 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlepas dari minat baca pada animo masyarakat kita yang lemah, karya mas Eka adalah wujud nyata ketersambungan rasa dan essensial karya-karya Pram yang legendaris hingga sempat menyentuh "Nominator" Swedish Academy untuk meraih Piala Nobel.

Ada sedikit catatan yang perlu saya tambah sedikit, dari beberapa karya mas Eka baik yang sudah raih penghargaan maupun yang belum, tetaplah suatu karya yang hebat. Hanya saja bobot gravitasinya yang perlu dipertajam pada pola-pola yang mengikuti perkembangan modernisasi dan tidak hanya bercerita pada unsur-unsur klasik yang banyak diadopsi penulis umum, melainkan dengan bercerita pada kemasan sudut pandang perkembangan teknologi yang mampu memberikan solusi bagi perkembangan umat manusia dan peradaban dunia.

Indonesia kaya raya pada sumber daya alam, Nikel contohnya, dengan sedikit orientasi dikemas pada kultur tentang pergeseran eksploitasi ke arah pragmatis yang dipolitisasi bagi kepentingan segelintir orang, dapat memberikan gambaran realita tentang budaya yang terpasung diantara banyaknya kepentingan hingga generasi milenialpun turut pula terpengaruh dan terkontaminasi pada humanity temporer untuk menjadi pribadi yang hanya mengurus kepentingan dirinya sendiri. Disamping peranan bobot gaya berat sebuah cerita pada debutan karya sastra yang bermuatan pada 25 ragam budaya yang telah tercatat di UNESCO dapat menjadikan suatu MAHAKARYA mengangkat bangsa ini semakin dikenal di dunia internasional melalui karya para sastrawan.

Semoga paparan ini sedikit merangsang para sastrawan agar lebih serius memacu penerbitan karyanya mengarah pada karya non picisan yang hanya dibaca/dinikmati bagi dirinya sendiri, segenap teman sejawat atau kerabat lalu selebihnya hanya tersimpan di lemari buku tanpa ada ketertarikan masyarakat luas untuk membacanya.

Bersahaja dalam berkarya adalah memberikan (SATU SAJA) sebuah karya yang hebat dimana karya tersebut dapat bermanfaat bagi peradaban umat manusia. Bukannya dengan berlomba memperbanyak karya namun semuanya hanyalah SAMPAH yang tak meninggalkan satu saja karya bagus yang fenomenal.

Selamat berkarya,
_________________
|| Arief Akbar Bsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun