Mohon tunggu...
Muhammad Ariby
Muhammad Ariby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mas-mas Malang yang kerap bimbang dengan pilihannya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aan Mansyur: Hidup dari Kata-Kata

5 Oktober 2022   22:28 Diperbarui: 5 Oktober 2022   22:55 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 14 Januari 1982. Aan Mansyur merupakan penulis puisi, cerpen juga pustakawan yang pada hari Selasa, 4 Oktober 2022 lalu telah mengisi acara seminar "Bulan Bahasa dan Sastra" yang bertempat di gedung Sasana Budaya dan dihadiri beberapa mahasiswa dan berbagai jurusan dan prodi.

Pada muqoddimah waktu persembahan beliau menegaskan sebuah kalimat yang menurut saya cukup nyentrik, yakni kalimat "Bisakah penulis hidup dari kata-kata?". 

Karena kalimat tersebut seakan-akan membuat audiens berpikir sejenak dan menarik untuk disimak karena keanehan daripada pertanyaan itu sendiri yang mungkin belum pernah ditemui dalam keseharian kita.

Beliau langsung menjelaskan terkait pertanyaan absurd tersebut. Mengapa absurd? Karena orang mungkin beranggapan bahwa tidak mungkin/mustahil bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hanya karena kata-kata. 

Aneh bukan? Menghidupi keluarga dengan sebuah kata. Sungguh keanehan ini seperti tujuh keajaiban dunia.

Lalu beliau sedikit menceritakan cacatan kroniknya ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, beliau pernah ditanya oleh gurunya. "Nanti kalau sudah besar, kamu mau jadi apa?" Cuitan pertanyaan itu, dengan sigap beliau menutur "Aku ingin menjadi penulis".

Kini, kata-kata seperti itu bukanlah hal yang disepelekan. Memang, banyak anak yang mayoritas seumurnya yang mengatakan seperti aku ingin menjadi tentara, pilot, polisi, dan lain-lain hanyalan bualan semata. 

Akan tetapi beliau seperti pengendali harapan. Berawal dari perkataan menjadi kenyataan.

"Bahasa adalah produk pertama cara kita berpikir" kata beliau ketika mengawali penyampaian materi dalam seminar tersebut.

Pembahasan mengenai bahasa, menurut beliau bahasa bukanlah hal dikesampingkan, kita bisa menjadikan bahasa sebagai modal untuk bertahan hidup lewat kata-kata yang kita ciptakan. 

Memang, beliau hingga kini telah merasakan manfaat dari kata-katanya. Bahasa memang harusnya berfaedah terhadap seseorang yang mampu mengolah kata menjadi sumber kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun