Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Lehrerin

Sudah menulis 3.100 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 6-7-2025 dengan 2.491 highlights, 17 headlines, 115.373 poin, 1.175 followers, dan 1.353 following. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi. 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pipit yang Menjerit

4 April 2025   19:17 Diperbarui: 4 April 2025   21:19 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pixabay.com/Alexas_Fotos

Seekor burung pipit indah mengamati temannya yang sedang bersiul riang di dalam sangkarnya.
Sebuah sangkar kayu dicat warna keemasan indah dan menawan.
Ada makanan yang banyak serta minuman yang tersedia cukup memuaskan.
Hanya perlu terbang sedikit ke sana ke mari dalam kandang itu dan akan kenyang pun dahaga tak lagi ada.

Pipit pun menyapa temannya dalam sangkar itu dan menilai kehidupannya sungguh asyik dan menyenangkan.
Temannya menyahut dalam bahagia kalau itu hanya menurut pipit semata.
Pipit merasa heran mengapa demikian karena dia melihat bagaimana temannya itu hidup nyaman dalam sangkar indah.

Terbersit dalam pikiran pipit untuk bertukar tempat tinggal.
Dia mau hidup dalam sangkar dengan makan dan minum yang selalu tersedia.
Maka temannya mengiyakan saja tapi dalam ragu bertanya apakah pipit yakin dengan pilihannya.

Singkat cerita, pipit pun membantu temannya keluar dari sangkar indah dan masuk ke dalamnya berganti tempat tinggal dengan temannya itu.
Lalu teman pipit terbang dengan riang di semesta tempat asal pipit.
Maka pipit pun awalnya juga senang tinggal di sangkar indah itu.
Tak perlu bersusah payah mencari makanan dan minuman.
Hanya perlu terbang sedikit menuju makanan dan minuman agar kenyang dan tak lagi haus.

Namun pipit tiba-tiba saja rindu teman-temannya di pepohonan.
Mereka biasa mencari makan bersama terbang ke sana ke mari.
Pipit mulai menjerit di dalam sangkar.
Pipit ingin keluar dan hidup bebas lagi di semesta.

Tak ada teman yang tadi bertukar tempat tinggal.
Tak ada kawan lain di angkasa raya yang datang membebaskannya dari sangkar.
Hari mulai gelap dan dingin.
Pipit berada dalam sangkar merasa kesepian dan terus saja menjerit.
Dia tak bisa lagi bersiul dengan indah karena sedihnya.
Namun tak ada bantuan datang meski sejenak dan akhirnya pipit terkurung selamanya dalam sangkar indah.

...

Written by Ari Budiyanti
#fabel
4 April 2025

2-3.055

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun