Jika perasaan mendukung dan inspirasi datang, saya bisa menulis 3 - 4 puisi sehari. sampai sekarang pun saya masih rutin berpuisi. Paling tidak ada 1 puisi saya kirimkan di Kompasiana dalam 1 hari.Â
Ada kalanya saya tidak berpuisi namun menulis artikel lain. Namun saya berusaha untuk terus menulis, karena saya menyukai aktivitas ini. Pada bulan Juni 2020, saya dipertemukan dengan Komunitas Sajak Indonesia.Â
Saya mendapat kesempatan untuk ikut berbagian menerbitkan buku Antologi Puisi berjudul Untaian Kata Sang Penyair. Ada 6 puisi saya yang terbit dalam buku ini. salah satunya adalah puisi berjudul Ketika Alam Marah.Â
Komunitas itu penting bagi kita, para penulis puisi. Setidaknya bagi saya yang sudah merasakan manfaatnya hingga saat ini. Salah satu Kompasianer yang selalu setia berkenan membaca puisi-puisi saya, memberikan vote dan komentar positif adalah Bapak I Ketut Suweca. Saya sangat menghargainya.
Jujur saya merasa sangat bahagia dan bangga ketika puisi-puisi saya ditunggu kehadirannya. Ada semangat tersendiri yang saya rasakan saat membaca komentar-komentar positif dari rekan-rekan Kompasianer.
Demikian halnya dengan yang terhormat, Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Helena Roselina, yang senantiasa ramah menyambut saya. Bahkan berkenan memanggil saya dengan ananda. Saya pun menyambut dengan menyapa beliau berdua dengan Ayahanda dan Bunda.Â
Komunitas penulis di Kompasiana ini sudah mendekatkan relasi meskipun belum bertatap muka secara langsung. Salam hormat saya untuk beliau berdua, bukan hanya saya kagumi namun juga saya hormati.
Pengalaman menarik lainnya yang saya rasakan dengan setia berpuisi di Kompasiana ini adalah musikalisasi puisi. Empat dari puisi saya sudah dimusikalisasi oleh orang-orang yang berbeda.Â
Yang pertama puisi berjudul Indahnya Hati Si Penyair Senja oleh Bapak Asrul Sani Abu. Yang kedua ada dua puisi digabungkan Membatasi Rindu dan mananti Sapamu oleh Elvia Derta. Musikalisasi puisi yang ketiga karya saya berjudul Puisi Tanpa Kata oleh Senandikustik.Â
Kompasiana juga memberikan saya kesempatan berkenalan dengan para penulis puisi yang lainnya. Konsistensi rekan-rekan Kompasiner dalam berpuisi memberi saya semangat dan inpirasi tersendiri untuk ikut terus berpuisi. Terimakasih banyak untuk semua rekan penulis puisi di Kompasiana. Tetaplah berpuisi untuk literasi bangsa.Â