Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Ceroboh dan Si Kutu Buku (di Sekolah)

20 Juni 2019   16:36 Diperbarui: 13 Oktober 2021   15:52 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
My book collection. Photo by Ari

Dodi tersenyum saja, tak berusaha menimpali perkataan pak Adi. Apalagi bel masuk akan berbunyi 5 menit lagi. Tandanya waktu kunjungan ke perpustakaan telah usai. 

Dodi segera keluar membawa buku di tangannya. Kaget dia ketika di depan pintu, Ratri sudah menghadangnya. "Mas Dodi, .." Belum juga Ratri berkata-kata, Dodi udah bicara " Iya, tak akan bilang ayah, udah sana masuk kelas, belq akan berbunyi sebentar lagi"

Senyum merekah lebar di wajah adiknya Ratri. Lalu cepat-cepat Ratri berbalik dan berlari menuju kelas tapi... 

"Ratri, awas!!" Seruan Dodi terlambat, Ratri sudah menubruk bu Sari yang membawa beberapa buku ke perpustakaan. Saat berbelok menuju jalan ke kelas, ada bu Sari dengan setumpuk buku sedang berjalan ke arah perpustakaan. 

Ratri meringis. "Ratri, pagi ini sudah dua kali kamu menubruk Ibu ya. " Lagi-lagi Dodi melihat kejadian kecerobohan Ratri. Cepat-cepat dia bantu adiknya membereskan buku-buku bu Sari yang berjatuhan. Dari dalam perpustakaan, pak Adi kembali menggeleng-gelengkan kepala. "Sungguh kakak yang baik, selalu menolong adiknya yang ceroboh itu."

Kali ini Dodi ikut minta maaf ke bu Sari atas kecerobohan adiknya. "Ibu, maafkan Ratri, dia tadi buru-buru lari ke kelas karena sudah mau bel masuk"

Bu Sari urung marah, kata-kata Dodi yang sopan dan ramah meluluhkan hati bu gurunya. Teladan ayah dan ibu di rumah, yang selalu berbicara lembut pada Dodi dan Ratri, tiba-tiba mengalir begitu saja dalam tutur bahasa Dodi. 

Ratri bengong melihat kakaknya sekali lagi menyelamatkan hidupnya. Pertama dari sepeda motor yang hampir menavraknya pagi tadi, kedua dari amarah bu Sari yang ditabraknya sampai dua kali pagi ini.

(Mas Dodi memang kakak terbaik, selalu ada melindungiku. Padahal aku sering nyebelin di rumah, suka isengin dia kalau sedang baca buku) bisik Ratri dalam hati.

Bel masuk berbunyi tandanya mereka sudah harus masuk kelas. Bu Sari segera masuk ke perpustakaan karena tidak ada jam mengajar lagi. Sejenak Dodi mendengar sedikit pembicaraan pak Adi dan bu Sari, sebelum dia beranjak menuju kelasnya. Sementara Ratri sudah berlari menghilang ke kelasnya. 

Pulang sekolah Ratri menunggu Dodi di depan kelas. "Mas Dodi, .." panggil Ratri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun