Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mudik Horor (Bab 4)

25 Juli 2021   22:19 Diperbarui: 25 Juli 2021   22:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Pedagang sate, Bun. Aneh ya, kok ada pedagang sate di tempat sepi begini?"

"Hmm, iya sih. Tapi mungkin lokasi ini sudah dekat pemukiman, Yah. Bisa jadi pedagang itu jualan untuk orang-orang yang membutuhkan makanan untuk sahur." Istri coba menganalisa.

Aku perhatikan pedagang sate itu. Dia terlihat sibuk mengipas-ngipas daging sate dan sama sekali tidak terpengaruh dengan kehadiran kami. Dia sama sekali tidak menoleh ke arah kami.

Pedagang sate itu memakai baju dan celana panjang putih. Memakai topi caping agak lebar. Posisinya membelakangi kami. Sehingga wajahnya tidak bisa kami lihat.

Istri membunyikan klakson dua kali. Namun, pedagang sate itu tetap tidak bereaksi sama sekali. Masih saja asik mengipasi sate. Asap pembakaran daging sate terlihat mengepul kemana-mana terbawa angin.

"Yah, coba Ayah turun. Tanyain arah jalan ke tukang sate itu. Supaya kita ada kepastian. Tidak hanya mengandalkan google map aja."

Aku agak ragu. Karena rasanya tidak logis ada penjual sate di tempat sepi begini. Argumen istri tadi juga tidak sepenuhnya masuk akal.

Aku perhatikan lokasi persimpangan itu, benar-benar tidak ada apa-apa. Hanya persawangan membentang luas. Tidak terlihat tanda-tanda ada pemukiman tak jauh dari situ. Sejauh mata memandang tak satupun terlihat cahaya yang berasal dari penerangan rumah.

Tapi kemudian terpikir juga, bahwa kami memang perlu informasi langsung dari orang yang tahu daerah sini. Aku merasa google map memang tidak bisa dipedomani lagi. Terbukti, dari tadi kami sudah nyasar kemana-mana gara-gara hanya mengandalkan google map. Akhirnya, aku putuskan untuk mengikuti saran istri.

"Baiklah, Ayah akan tanya penjual sate itu."

Aku pun turun dan berjalan perlahan mendekat ke arah gerobak sate. Baru beberapa meter melangkah, aku berhenti dan tertegun.

-Bersambung-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun