Mohon tunggu...
Arfi Zon
Arfi Zon Mohon Tunggu... Penulis - PNS dan Penulis

Seorang Pegawai Negeri Sipil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mudik Horor (Bab 4)

25 Juli 2021   22:19 Diperbarui: 25 Juli 2021   22:57 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kami harus kembali ke titik awal. Yaitu persimpangan tempat kami berbelok ke kanan di Kota Baturaja. Tempat di mana kami memutuskan lebih memilih mengikuti petunjuk google map ketimbang plang petunjuk jalan. Jaraknya puluhan kilo dari sini. Tapi, ini jauh lebih baik dari pada bertaruh risiko memaksakan diri melewati jalan berlumpur tadi.

Jika kami terjebak di lumpur itu, sudah terbayang betapa mengerikannya. Bisa saja kami jadi korban begal. Jika kami dirampok atau bahkan dibunuh di sana, tidak akan ada yang tahu.

Belum lagi kekhawatiran akan ancaman hewan buas. Karena bekerja di Kehutanan, aku tahu betul bahwa di sekitar lokasi itu masih sering berkeliaran Harimau Sumatera.

Kekhawatiran mengenai angkernya lokasi itu juga tak kalah menakutkan. Teka-teki mengenai suara misterius tadi sampai sekarang tidak bisa kami simpulkan. Entah penampakan apa yang akan muncul dan kejadian horor apalagi yang akan terjadi seandainya kami terjebak lebih lama di sana. Sungguh mengerikan.

*****

Sudah hampir satu jam mobil berjalan sejak kami berbalik arah tadi. Aku merasa ada yang aneh. Jalan yang kami tempuh sepertinya bukan jalan yang sama dengan jalan saat datang tadi.

Seingatku, jalan yang kami lewati tadi, kiri kanannya adalah hutan lebat. Sebagiannya berbukit-bukit dan jurang. Sementara, saat ini kami berada di jalanan yang kiri kanannya terlihat seperti padang rumput yang hanya ditumbuhi oleh rerumputan dan pohon-pohon ferdu.

Entah di mana salahnya, sehingga kami jadi melewati jalan ini. Padahal, aku menyetel tujuan ke arah titik awal kami tadi di Kota Baturaja. Tapi kenapa sekarang kami berada di jalanan yang suasananya tidak sama dengan saat berangkat tadi?

"Gimana, Yah? Jam berapa kira-kira kita sampai di Baturaja?"

Istri bertanya dengan suara lirih. Sementara matanya terus fokus ke depan.

Aku bisa merasakan bahwa dia sebenarnya juga sudah mulai dipengaruhi rasa takut. Namun berusaha tetap tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun