Jebreeeet...
Sepi.
Jebret... Jebret!
Sepi lagi.
Jebret! Jebret! Jebret...
Sepi kembali. Hanya terdengar suara derit bambu yang teriup angin.Â
Lalu...
Jebreeeet...
Jebret...Â
Kembali sepi.
Dua jago yang bertarung saling berpandangan dengan nafas terengah.
Tatapan matanya masih tajam saling siap menyerang.
Jebret! Jebret! Si merah mendahului menyerang dan langsung dibalas si hijau kehitaman.
Keok! Jerit si merah kesakitan sambil sedikit menjauh.
Si hijau hitam merah maju mendekat ancang-ancang untuk menyerang lagi.
Jebret...! Tanpa terduga si merah menyerang kembali.
Kruuuoosak... Duaaar! Sepotong pangkal bambu melayang menembus rerimbunan semak lalu menghantam selembar bekas seng atap di dekat dua jago itu.
Tak pelak dua petarung lari terbirit-birit.
Ha.. ha.. ha... tawa kecil si pelempar melihat aku juga kaget ada batang pangkal bambu yang jatuh dekatku. Kukira suara senapan.Â
Ayam bertarung kok ga dipisah malah dipotret. Kata si pelempar begitu.
Salah sendiri rebutan duit eh betina. Jawabku singkat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI